Pertamina Catat Produksi Migas Naik 8% Sepanjang Semester I 2023

Kementerian ESDM
Kapal Geomarin III yang digunakan Tim Kementerian ESDM dan Pertamina untuk Survei Migas.
Editor: Lavinda
8/8/2023, 10.46 WIB

Subholding Upstream Pertamina, PT Pertamina Hulu Energi atau PHE melaporkan produksi minyak dan gas bumi atau migas sepanjang semester pertama 2023 tercatat 1.046.000 barel setara minyak per hari (MBOEPD), naik 8% dari capaian produksi pada periode yang sama tahun lalu.

Sekretaris Perusahaan PHE, Arya Dwi Paramita menjelaskan besaran produksi migas Januari-Juni 2023 berasal dari realisasi produksi minyak 570.000 barel per hari (MBOPD) dan produksi gas di angka 2.757 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Capaian ini didukung oleh penyelesaian rencana kerja pengeboran tujuh sumur eksplorasi, 359 sumur pengembangan, 371 workover dan 16.286 well services. Selain itu, PHE mencatatkan survei Seismik 3D sepanjang 478 kilometer persegi.

“PHE akan berupaya maksimal dalam meningkatkan kontribusi nasional dan peningkatan bagian negara, devisa dan perekonomian daerah,’’ kata Arya dalam siaran pers, dikutip pada Selasa (8/8).

Untuk meningkatkan capaian produksi migas, PHE melakukan sejumlah aksi stategis. Beberapa di antaranya ialah menjadwalkan eksplorasi sumber daya gas di Wilayah Kerja (WK) Bunga dan WK Peri Mahakam hasil memang lelang pada Februari lalu.

WK Bunga berdiri di atas lahan seluas 8.500 km2 dan memiliki estimasi sumber daya minyak dan gas sebesar 1,3 miliar barel setara minyak (BBOE). PHE membentuk konsorsium bersama Posco Internasional Corporation untuk mengelola WK Bunga yang berlokasi di laut lepas Jawa Timur.

PHE dan Eni Indonesia Limited juga menjadi pemenang lelang WK Migas East Natuna, Kepulauan Riau, dengan total investasi sebesar US$ 12,5 juta atau sekira Rp 187,3 miliar.

WK East Natuna merupakan nama baru dari WK Arwana-Barakuda yang sebelumnya menjadi salah satu dari tiga WK yang berada di lingkup Blok East Natuna. Blok East Natuna sebelumnya dibagi menjadi tiga WK, di antaranya WK Arwana-Barakuda, WK Paus dan WK D-Alpha sebagai lapangan migas yang paling besar.

Blok East Natuna ditaksir memiliki potensi gas hingga 222 triliun kaki kubik (TCF) dengan kandungan karbon dioksida atau CO2 yang mencapai 71%. Kandungan CO2 yang tinggi ini berimbas pada pengelolaan yang lebih rumit dan mahal dibandingkan blok migas lainnya.

PHE juga akan turut serta dalam pengelolaan proyek strategis nasional Blok Masela di Kepulauan Tanimbar, Maluku bersama Pertronas dan Inpex Corporation. Selain itu, PHE juga bakal menindaklanjuti temuan eksplorasi gas di Wilela, Wolai kompleks dan Mantapu 1-X untuk mendukung ketahanan energi dan transisi gas nasional kedepan.

Salah satu proyek strategis yang juga telah digarap yaitu pengeboran sumur Migas Non Konvensional (MNK) yang berada di Lapangan Gulamo, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir, Riau pada akhir Juli 2023.

Melalui Regional Internasional yang dinahkodai oleh PT Pertamina Internasional EP, Subholding Upstream Pertamina juga telah mendapatkan perpanjangan kontrak baru di Menzel Lejmat Nord (MLN), Blok 405 di Algeria.

Blok migas ini memiliki izin pembangunan pabrik LPG dengan kapasitas 1 juta metric ton per tahun yang produksinya dapat dibawa ke Indonesia sebagai komitmen perusahaan dalam pemenuhan energi nasional.

"Capaian ini berbasis strategi utama PHE dalam mengelola baseline produksi, meningkatkan production growth melalui rencana kerja dan merger & acquisition serta meningkatkan reserve & resource growth dengan selalu mengedepankan aspek HSSE serta Enviroment, Social, Governance," ujar Arya.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu