Kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) Blok Cepu, Exxon Mobil Cepu Limited akan mengebor lima sumur infill dan dua sumur eksplorasi untuk lapisan klastik di lapangan Banyuurip pada Maret 2024. Hal ini diproyeksi mampu menambah produksi minyak di Blok Cepu sebesar 18.000 barel per hari (BOPD) atau 11,4% dari produksi saat ini 157.000 BOPD menjadi 175.000 BOPD. 

Sebagai informasi, sumur infill merupakan sumur yang digali di antara sumur yang sudah ada. 

Tambahan produksi minyak tersebut akan mengungguli kemampuan Pertamina Hulu Rokan (PHR) sebagai KKKS paling produktif saat ini, dengan level produksi 172.000 BOPD di Blok Rokan.

"Potensi kenaikan produksi dari lima sumur infill dan klastik itu tentu akan menjadikan Blok Cepu kembali menjadi nomor satu. Semoga cadangan dan reservoir-nya mendukung untuk dapat yang lebih besar," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto di Jakarta, Kamis (10/8).

Menurut Dwi, produksi Lapangan Minyak Banyuurip Blok Cepu sedang menurun secara alami. Maka itu, pengeboran dibutuhkan untuk menahan penurunan sekaligus mencari cadangan minyak baru. "Penurunan itu normal saja, kalau mau menahan penurunan maka harus bor sumur lagi," ujar Dwi.

SKK Migas menargetkan pengangkutan awal minyak di lima sumur infill dan dua sumur klastik berjalan pada kuartal empat 2024. Pengeboran tujuh sumur itu akan mempercepat pemanfaatan 40 juta barel cadangan minyak apabila semua proses pengeboran berjalan lancar.

PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) dan EMCL menyepakati kontrak pengadaan rig pengeboran lima sumur infill dan dua sumur eksplorasi untuk lapisan klastik di lapangan minyak Banyuurip Blok Cepu.

Prosesi penandatangan dilakukan oleh Senior Vice President Production ExxonMobil Indonesia dan Direktur Utama PDSI Rio Dasmanto di Kantor SKK Migas pada Kamis (10/8).

Direktur Utama PDSI, Rio Dasmanto mengatakan nilai investasi yang disetor oleh Exxon mencapai US$ 32 juta atau sekira Rp 485,8 triliun untuk jasa pengadaan satu rig pengeboran.

Rig PDSI #40.3 dengan spesifikasi Rig Cyber Electric VFD System dengan kapasitas 1500 horsepower itu akan digunakan untuk tujun sumur secara bergantian. Adapun termin kontrak pengadaan rig itu berlaku selama 18 bulan.

"Mulai tajak 1 Maret 2024. Satu rig ini untuk tujuh sumur, setelah sumur pertama selesai maka pindah ke sumur kedua. Satu sumur butuh waktu pengeboran dua bulan," kata Rio.

Rig PDSI #40.3 memiliki keunggulan Fast Walking/Skidding, Compact Rig dan Batch Drilling. Portofolio rig ini berhasil melakukan pengeboran Batch Drilling EMCL Banyu Urip pada tahun 2013-2015.

Rio melanjutkan, hasil portofolio kerja sama ciamik pada 2013-2015 memicu Exxon untuk kembali menggunakan rig PDSI #40.3. Menurutnya, Exxon sudah mengajukan pemesanan rig sejak 2020.

"Rig jenis ini hanya ada dua di Indonesia. Menggunakan teknologi robotik dari ruang kontrol dan bisa bergerak lebih cepat," ujar Rio.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu