Perusahaan energi BP menawarkan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) kepada sejumlah perusahaan smelter mineral domestik. Hal itu menyusul produksi pertama alias first drop proyek Kilang Tangguh Train III pada pertengahan September 2023, sebelum proyek tersebut bisa beroperasi penuh atau onstream.

Sejauh ini, BP mengunci komitmen jual beli LNG Train III dari sejumlah pembeli yang sudah ada di Train I dan II, seperti PLN. Selain itu, terdapat pula konsumen LNG pasar Internasional dari Jepang dan Cina.

"Peluang meningkatkan ke pasar domestik akan terbuka dengan munculnya permintaan baru yaitu smelter. Proses untuk menjual LNG sedang disiapkan, terutama terkait aspek teknis dan komersialisasi," kata Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi Suryodipuro, lewat pesan singkat pada Jumat (25/8).

Proyek LNG yang terletak di Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat, itu memiliki kapasitas produksi 3,8 metrik ton per tahun. Pengembangan proyek Tangguh Train 3 ini meliputi implementasi konsep enhanced gas recovery (EGR) dengan menginjeksikan gas CO2. Gas ini berasal dari tiga train LNG melalui teknologi penangkapan, penggunaan, dan penyimpanan karbon (CCUS) di Lapangan Ubadari pada kuartal III 2026.

Lebih lanjut, kata Hudi, porsi penjualan LNG BP berada di level seimbang antara pemenuhan kebutuhan gas domestik dan ekspor. "Komposisi distribusi LNG ke pasar domestik dan ekspor hampir 50:50, dari Train 1 dan Train 2," ujar Hudi.

SKK Migas mencatat produksi gas alam cair mencapai 49,7 kargo sepanjang kuartal I 2023. Dari jumlah itu, sebanyak 35 kargo dialokasikan untuk pasar ekspor yang sebagian besar untuk pasar Asia Timur.

Sebelumnya, Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, Kurnia Chairi, memaparkan produksi LNG berasal sumbangan produksi masing-masing 21,9 kargo Kilang Bontang Pertamina dan 27,8 kargo dari Kilang BP Tangguh.

"Ekspor LNG rata-rata ke Cina, Taiwan, korea. Lingkupnya pasar Asia Timur. Kami jarang ke Timur Tengah karena agak jauh transpornya. Itu juga termasuk gas pipa yang ke Singapura," kata Kurnia di Kantor SKK Migas pada Senin (17/4).

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu