Strategi Kementerian ESDM Tingkatkan Elektrifikasi di Daerah Terpencil

ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/nym.
Anggota Polisi Unit K-9 Polresta Banyuwangi bersama petugas PLN menyisir halaman melibatkan anjing pelacak dalam simulasi pengamanan objek vital di Gardu Induk PLN Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (31/5/2023).
Penulis: Lavinda
4/10/2023, 16.54 WIB

Kementerian Energi dan Sumber Daya (ESDM) berambisi meningkatkan rasio elektrifikasi nasional yang kini sebesar 99,63%, khususnya wilayah Timur indonesia, terutama di daerah terpencil atau remote area

Dengan demikian, masyarakat di seluruh Indonesia diharapkan bisa menikmati listrik 24 jam setiap hari. Pada akhirnya hal itu mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah setempat.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu mengatakan strategi meningkatkan elektrifikasi ialah menyelesaikan kegiatan yang berdampak langsung kepada masyarakat. 

Beberapa di antaranya ialah membangun Pipa Cirebon Semarang Tahap I Semarang-Batang, Konkit untuk nelayan dan petani, penerangan jalan umum tenaga surya (PJU-TS), alat penyalur daya listrik (APDAL), pembangkit listrik tenaga hidro mikro (PLTMH), dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terpadu.

Selain itu, merealisasikan bantuan pasang baru listrik (BPBL), revitalisasi pembangkit listrik tenaga energi baru dan terbarukan (PLT EBT), insentif pengembangan konversi kendaraan listrik, serta konversi kendaraan listrik.

"Untuk sektor ketenagalistrikan kami berharap pelayanan kepada masyarakat semakin meningkat, elektrifikasi seluruh daerah bisa meningkat," kata Jisman dalam keterangan tertulis, Rabu (4/10).

Dia menyebutkan rasio elektrifikasi nasional pada 2022 telah mencapai 99,63%, atau meningkat 1,8% dari tahun 2021 yang sebesar 99,45%. 

Menurut dia, Hal ini dicapai karena pemerintah terus berupaya meningkatkan pemerataan akses listrik hingga ke seluruh pelosok negeri. 

"Pemerintah terus memantau kemajuan dari capaian rasio elektrifikasi di Indonesia. Pasalnya, rasio elektrifikasi menyangkut keadilan atau pemerataan untuk mengakses listrik," ujar Jisman.

"Elektrifikasi yang sudah mencapai 99% ini menjadi tantangan karena masih tersisa di remote area, konsumsi listrik bisa dinaikkan. Kami akan dorong penggunaan kendaraan listrik, dan ketersediaan SPKLU sesuai kebutuhan publik," ujar Jisman.