Harga minyak turun lebih dari 3% pada Senin (30/10) seiring meredanya kekhawatiran gangguan pasokan akibat konflik di Timur Tengah antara Israel dan Hamas yang mulai meluas ke wilayah lainnya.
Kini perhatian pasar dan investor tertuju pada pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve atau The Fed, untuk menentukan kebijakan suku bunga.
Harga Brent turun US$ 3,03 atau 3,35% menjadi US$ 87,45 per barel, sedangkan minyak West Texas Intermediate (WTI) AS turun US$ 3,23 atau 3,78% menjadi US$ 82,31 per barel.
“Penentu utama di sini adalah reaksi pasar terhadap peristiwa antara Israel dan Hamas,” kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch & Associates, seperti dikutip Reuters, Selasa (31/10). “Faktor-faktor makroekonomi dapat dengan mudah muncul akhir pekan ini, ketika kita akan melihat apakah The Fed akan menyampaikan sesuatu”.
Harga minyak mentah melonjak 3% pada hari Jumat setelah Israel meningkatkan serangan darat ke Gaza, memicu kekhawatiran konflik dapat meluas di wilayah yang menyumbang sepertiga produksi minyak global. “Namun, kekhawatiran itu memudar pada hari Senin,” kata para analis.
“Premi perang telah keluar dari pasar,” kata Phil Flynn, analis Price Futures Group. “Ini adalah situasi di mana selama akhir pekan perang tampak semakin intensif, namun tampaknya tidak ada gangguan terhadap pasokan.”
Pasukan dan tank Israel menyerang kota utama di utara Gaza dari timur dan barat pada hari Senin, tiga hari setelah mereka memulai operasi darat di daerah kantong Palestina.
“Ada kecenderungan bagi para pengguna pasar untuk melakukan setidaknya beberapa sesi minyak menjelang akhir pekan, dan ketika ketakutan akan penyebaran konflik tidak menunjukkan validasi... lindung nilai ketakutan itu biasanya tidak terjadi lagi,” kata John Evans dari perusahaan pialang minyak PVM.
Investor juga fokus pada hasil pertemuan Federal Reserve pada hari Rabu (1/11), serta apa yang mungkin ditunjukkan oleh pendapatan perusahaan raksasa teknologi seperti Apple Inc mengenai prospek perlambatan ekonomi.
The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya tidak berubah, sementara bank sentral Inggris dan Jepang juga akan meninjau kebijakan mereka pada minggu ini.
Sementara itu, inflasi Jerman menurun pada bulan Oktober, menunjukkan penurunan substansial dalam inflasi umum di zona euro.
Cina melaporkan PMI manufaktur dan jasa bulan Oktober minggu ini, dengan investor menantikan tanda-tanda lebih lanjut bahwa perekonomian negara importir minyak mentah utama dunia tersebut mulai stabil.
Bank Dunia memperkirakan harga minyak global akan mencapai rata-rata US$ 90 per barel pada kuartal keempat dan US$ 81 pada 2023 karena melambatnya pertumbuhan mengurangi permintaan, namun memperingatkan bahwa eskalasi konflik Timur Tengah dapat meningkatkan harga secara signifikan.