Harga Minyak Terus Merosot, Harga BBM Berpeluang Turun Bulan Depan

ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.
Pengendara mengisi bahan bakar di SPBU Pertamina Jalan Riau, Bandung, Jawa Barat, Jumat (2/62023).
Penulis: Mela Syaharani
9/11/2023, 12.06 WIB

Harga BBM berpeluang untuk turun pada bulan depan seiring terus merosotnya harga minyak dunia dan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP).

Minyak mentah Brent dan West Texas Intermediate (WTI), yang menjadi harga acuan dunia, turun di bawah level US$ 80 per barel. Sementara itu Kementerian ESDM menetapkan ICP Oktober 2023 US$ 86,71 per barel, turun US$ 3,45 dibandingkan bulan sebelumnya US$ 90,17 per barel.

Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Saleh Abdurrahman mengatakan dengan adanya penurunan harga minyak, turut memberi dampak bagi harga BBM.

Saleh menyebut penetapan harga eceran BBM non subsidi mengikuti formula, yang salah satu faktor utama adalah harga minyak dunia. “Sehingga jika harga minyak mentah turun maka harga BBM non subsidi juga turun,” kata Saleh saat dihubungi Katadata pada Kamis (9/11).

Penetapan harga BBM non subsidi ini berbeda dengan BBM bersubsidi. Sebab Saleh menyebut harga ini ditentukan berdasarkan penetapan pemerintah. “Berdasarkan penetapan pemerintah dan dipatok di bawah harga keekonomian agar terjangkau oleh masyarakat,” ujarnya.

Terkait harga keekonomian, sebelumnya Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan BBM subsidi saat ini masih di bawah harga keekonomian. “Harga ekonominya masih lebih, sekitar dua ribuan,” kata Tutuka saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM pada Rabu (1/11).

Sebagai informasi, berbicara soal turunnya harga minyak pada Oktober ini dalam Executive Summary Tim Harga Minyak Mentah Indonesia mengungkap sejumlah alasan yang mempengaruhi turunnya harga minyak pada Oktober.

“Kekhawatiran pasar akan tertekannya pertumbuhan ekonomi global, dan penurunan permintaan minyak, bila tingkat suku bunga tetap pada level yang tinggi,” ungkap Tim Harga Minyak Mentah Indonesia dikutip dari keterangan resmi Kementerian ESDM pada Kamis (9/11).

Selain itu, terdapat dua alasan lain yang turut mempengaruhi turunnya harga minyak. Pertama, terkait aksi profit taking para pelaku pasar sebagai antisipasi hasil dari pertemuan Federal Reserve AS dan data Purchasing Manager‘s Index Cina menjadi faktor pengaruh lain dari penurunan harga ini.

Kedua, dipicu oleh penurunan laju perekonomian kawasan Eropa tahun 2023 sebesar 0.1% dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya menjadi 0.5%. “Dikarenakan penurunan sektor industri Eropa serta dampak tindakan kebijakan moneter oleh Bank Sentral Eropa untuk mengendalikan laju inflasi,” ungkap Tim Harga.

Reporter: Mela Syaharani