Capai Progres 80%, Bos Freeport Ungkap Tantangan Proyek Smelter Gresik

ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/Zk/aww.
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan proyek Smelter Freeport di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, Kamis (2/2/2023).
Penulis: Mela Syaharani
10/11/2023, 11.06 WIB

Freeport Indonesia telah berhasil menyelesaikan lebih dari 80% pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga Manyar yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur. Angka ini sesuai dengan target pemerintah.

Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengatakan tantangan utama dalam penyelesaian smelter yakni proyek manajemen yang tidak mudah. “Menyangkut begitu banyak sub-kontraktor, melibatkan tenaga kerja yang banyak, bagaimana memadukannya sehingga inline,” ujar Tony melalui siaran pers, Jumat (10/11).

Berdasarkan data perkembangan tiga bulan terakhir, progress pembangunan smelter Gresik ini mengalami pertambahan persentase setiap bulannya.

Merinci keterangan Freeport, pada akhir Agustus lalu pembangunan smelter sudah mencapai 75%. Lalu pada akhir September bertambah menjadi 79%, dan akhir Oktober mencapai lebih dari 80%.

Tony menyampaikan adanya smelter PTFI hingga kuartal III 2023 telah berkontribusi terhadap nilai realisasi investasi untuk hilirisasi.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) realisasi investasi untuk hilirisasi di sektor mineral senilai Rp 151,7 triliun dimana tembaga memberikan kontribusi sebesar Rp 47,6 triliun.

Melalui sumber daya yang ada di Indonesia serta dengan program percepatan investasi, Indonesia akan menjadi pemain yang diperhitungkan dalam pertambangan dan hilirisasi. Tony menyebut, sudah banyak investasi yang ingin masuk ke Indonesia sehingga membuat value added yang lebih banyak lagi.

“Demand produk tambang akan semakin tinggi dan ini merupakan peluang dan Indonesia akan menjadi pemain yang diperhitungkan di dunia,” kata dia.

Sebagai informasi, pemerintah telah memberikan tenggat waktu penyelesaian proyek smelter tembaga ini pada Desember 2023. Terkait tenggat waktu ini, Freeport membenarkan bahwa konstruksi fisik ditargetkan selesai akhir tahun ini.

Tenggat waktu tersebut tercantum di dalam Izin Usaha pertambangan Khusus (IUPK) Freeport yang tertulis bahwa jangka waktu penyelesaian Smelter Gresik paling lambat 5 tahun sejak IUPK itu diterbitkan pada Desember 2018.

Berdasarkan keterangan resminya, setelah merampungkan konstruksi fisik pada akhir tahun ini Freeport akan melakukan tahap pre-commissioning dan commissioning untuk memastikan seluruh fasilitas berfungsi tanpa kendala. Freeport menulis, akan memulai kegiatan operasionalnya pada akhir Mei 2024.

Setelah beroperasi, smelter kedua ini akan mencapai kapasitas produksi penuh pada Desember 2024. Dalam pembangunan smelter kedua ini, PTFI telah menanamkan investasi hingga US$ 2,9 miliar atau setara Rp 43 triliun per akhir Oktober 2023 dari total anggaran US$ 3 miliar.

Reporter: Mela Syaharani