Pemerintah mengatakan saat ini belum ada penambahan mitra baru dalam proyek Grass Root Refinery (GRR) atau Kilang Tuban seiring mitra Pertamina di proyek ini, Rosneft, terdampak sanksi Barat atas invasi Rusia ke Ukraina.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pemerintah masih dalam tahap mengevaluasi kelanjutan proyek Kilang Tuban. “Belum, sedang kami review,” kata Tiko saat ditemui dalam acara Forum Kapasitas Nasional 2023 pada Kamis (23/11).
Pengelola proyek ini yaitu PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) bersama Rosneft, perusahaan migas asal Rusia. Pada proyek ini Pertamina menguasai saham 55%, sementara Rosneft 45%.
Kedua perusahaan kemudian mendirikan sebuah perusahaan bernama PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) untuk pendirian Kilang Tuban pada November 2017.
Kilang dengan nilai Investasi proyek mencapai US$ 3,8 miliar atau sekitar Rp 54,2 triliun itu dibangun dengan kapasitas pengolahan 300.000 barel per hari yang diperkiraan dapat menghasilkan 30 juta liter BBM per hari untuk jenis gasoline dan diesel.
Pengembangan kilang minyak merupakan PSN yang tercantum di dalam Peraturan Presiden RI Nomor 56 Tahun 2018 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional.
Sebagai informasi, Kilang Tuban yang terletak di Jawa Timur ini mengalami masalah pendanaan sebab Rosneft selaku investor dalam proyek tersebut terdampak sanksi dari Uni Eropa kepada Rusia atas perang di Ukraina.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan masih menunggu jawaban terkait kelanjutan posisi Rosneft di Kilang Tuban. “Kalau Rosneft tau sendiri, sulit. Tapi saya sudah berbicara dengan dubes Rusia untuk komunikasi dengan Rosneft,” kata Arifin beberapa waktu lalu, Jumat (3/11).
Arifin menjelaskan dalam pertemuannya dengan kedutaan besar Rusia membahas seberapa besar kemungkinan bagi Rosneft untuk tetap menjadi bagian dari proyek Kilang Tuban. “Masih bisa nggak? Kalau gak kami cari pengganti,” ucapnya.
Kendati demikian, KPI mengatakan keputusan akhir investasi atau final investment decision (FID) proyek Kilang Tuban pada Maret 2024.
Direktur Utama PT KPI Taufik Aditiyawarman menyampaikan bahwa saat ini sedang menyiapkan tender delapan paket engineering, procurement, and construction (EPC) utama berkaitan dengan konsep EPC-Financing.
Selain penyiapan tender, dia juga menyebut pihaknya juga tengah mengerjakan persetujuan financial advisor oleh pemegang saham, termasuk dengan Rosneft. “Insya Allah di Maret 2024 FID bisa kita dapatkan,” kata Taufik dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI pada Selasa (21/11).