SKK Migas mengatakan Indonesia memiliki 128 cekungan atau basin yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dari jumlah tersebut baru 20 cekungan yang sudah berproduksi.
“Kami terus mengingatkan the potential is always there, jadi banyak yang masih kami jual,” kata Kepala Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryodipuro dalam acara National Media Engagement di Bogor pada Sabtu (27/11).
Melihat banyaknya potensi yang belum diproduksi, ia mengharapkan para investor untuk tertarik mengelola cekungan-cekungan tersebut. “Jadi bukan hanya bergerak di wilayah kerja yang sudah mereka miliki tetapi bagaimana kita bisa ngejar yang undrilled itu,” ujarnya.
Berdasarkan data SKK Migas, 128 cekungan di Indonesia ini terdiri dari beberapa kategori. Pertama, 20 cekungan yang sudah berproduksi. Kedua, 8 cekungan sudah dibor tapi belum berproduksi.
Ketiga, 19 cekungan dengan indikasi hidrokarbon. Keempat, 13 cekungan sudah dibor tapi belum ditemukan. Terakhir, 68 cekungan yang belum dibor.
Menurut buku saku Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), per September 2023 Indonesia memiliki cadangan potensial dan terbukti dari minyak bumi mencapai 4,7 miliar barel (BBO) dan gas bumi sebanyak 54,76 triliun kaki kubik (TCF).
Mengacu pada data SKK Migas, saat ini terdapat 169 wilayah kerja (WK) yang terdiri dari dua jenis. Sebanyak 103 WK eksploitasi dan 66 WK eksplorasi. Pada jumlah WK eksplorasi ini sudah termasuk WK yang saat ini berada dalam proses terminasi atau dikembalikan kepada negara.
Hudi menyebut dengan perkembangan teknologi, cadangan migas baru berpotensi untuk ditemukan. “Seperti di Geng North, waktu dulu dibor tidak ketemu. Baru setelah dilakukan studi lagi sama ENI akhirnya ketemu dan itu besar temuannya,” katanya.
Sebagai informasi, ENI berencana mengeksplorasi Geng North yang diperkirakan memiliki cadangan gas 5 triliun kaki kubik (trillion cubic feet/TCF). Perusahaan asal Italia ini akan mempercepat pengembangan ladang gas alam lepas pantai Geng North di wilayah kerja (WK) North Ganal, Kalimantan Timur.
Target produksi pertama Geng North direncanakan pada 2027 setelah pengambilan keputusan investasi akhir (FID) pada 2024.
Ladang Geng North terletak di sebelah sumur yang sudah beroperasi, yang baru diakuisisi dari Chevron pada awal tahun ini. Kesepakatan tersebut diumumkan pada Juli dan terletak di cekungan Geng North-Kutai Basin.