Kartel minyak dunia, OPEC, dilaporkan mempertimbangkan untuk melakukan pengurangan produksi lebih besar dari yang berlaku saat ini untuk menopang harga minyak. Ini akan menjadi fokus pertemuan para menteri OPEC hari ini, Kamis (30/11).

Negara-negara anggota OPEC bersama para sekutunya, termasuk Rusia, atau lebih dikenal dengan OPEC+, memproduksi minyak sekitar 43 juta barel per hari (bph), lebih dari 40% pasokan global. Mereka telah mengurangi pasokan sekitar 5 juta bph, atau sekitar 5% dari permintaan global.

Sumber OPEC+ mengatakan bahwa grup ini tengah mempertimbangkan pengurangan pasokan lebih besar lagi mulai kuartal pertama 2024. Namun tidak diketahui berapa lama pengurangan pasokan itu akan dilakukan.

Sumber lainnya mengatakan OPEC+ mungkin tidak akan mampu meraih kesepakatan ini dan mungkin hanya akan melanjutkan kebijakan yang telah berjalan.

The Wall Street Journal (WSJ) dan The Financial Times melaporkan bahwa pengurangan pasokan terbaru bisa mencapai 1 juta bph. Namun negara-negara anggota OPEC yang berasal dari Afrika menolak kuota produksi yang ditetapkan untuk mereka.

Hal ini lantaran Uni Eropa diizinkan untuk meningkatkan produksi pada 2024. Hal ini merupakan salah satu kesepakatan yang dicapai pada pertemuan menteri OPEC sebelumnya pada Juni 2023.

Harga minyak mentah Brent naik 1,3% mendekati US$ 83 per barel pada Rabu (30/11). Harga telah turun dari level US$ 98 per barel pada akhir September, tertekan oleh kekhawatiran melemahnya pertumbuhan ekonomi dan ekspektasi surplus pasokan pada 2024.

Pembicaraan OPEC+ mengenai kuota produksi di masa lalu seringkali sulit. Pada pembicaraan terakhir pada Juni pertemuan ini menyepakati perpanjangan pengurangan produksi minyak hingga 2024 dan menyetujui peningkatan kuota produksi untuk UEA karena upayanya untuk memperluas kapasitas produksi.

Arab Saudi, Rusia, dan anggota OPEC+ lainnya telah menjanjikan pengurangan total produksi minyak sekitar 5 juta bph dalam serangkaian langkah yang dimulai pada akhir 2022. Ini termasuk tambahan pengurangan produksi sukarela Arab Saudi sebesar 1 juta bph hingga akhir Desember 2023.

Sebelumnya Arab Saudi dilaporkan akan memperpanjang pemangkasan produksi tersebut hingga setidaknya kuartal pertama 2024. Sedangkan Rusia melakukan pengurangan ekspor minyak sebesar 300.000 bph, juga hingga akhir tahun ini.