Permintaan minyak Cina diprediksi memuncak pada 2030 di level 780-800 juta metrik ton per tahun. Cina merupakan negara pengimpor minyak mentah terbesar di dunia dengan total impor mencapai 87,49 juta ton sepanjang 2022 atau setara 1,75 juta barel per hari (bph).
Proyeksi ini berdasarkan riset yang dilakukan oleh Economics and Technology Research Institute (ETRI), sebuah institusi riset yang terafiliasi dengan raksasa minyak dan gas (migas) Cina, China National Petroleum Corporation (CNPC).
Pada 2021 ETRI memproyeksikan puncak permintaan minyak Cina pada 2030 pada level 780 juta ton per tahun. Dalam proyeksi terbarunya ETRI menaikkan level puncak permintaan minyak Cina sebesar 20 juta ton atau setara 15,6-16 juta bph.
“Sektor petrokimia akan menyumbang 30% dari permintaan minyak Cina pada 2030,” kata wakil presiden ETRI Wu Mouyan pada sebuah seminar industri, seperti dikutip Reuters, Kamis (7/12).
Setelah melewati puncak, permintaan minyak Cina diperkirakan turun menjadi 220 juta ton per tahun pada 2060. “Kira-kira seperempat dari tingkat puncak, karena menurunnya permintaan bahan bakar untuk transportasi,” kata Wu menambahkan.
Sementara itu ETRI memperkirakan permintaan gas alam akan mencapai puncaknya pada level 605,9 miliar meter kubik pada 2040.
Impor Minyak Cina November Anjlok 9,2%
Data bea cukai Cina menunjukkan impor minyak mentah turun hingga 9,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu pada November 2023. Ini menjadi penurunan tahunan pertama sejak April yang dipicu tingginya persediaan, indikator ekonomi yang lemah, dan melemahnya permintaan.
Impor minyak pada November tercatat 42,45 juta metrik ton atau setara 10,33 juta bph, turun dari 11,53 juta bph pada Oktober. Impor sepanjang tahun ini atau year to date (ytd) mencapai 515,65 juta ton atau 11,27 juta bph, naik 12,1% dibandingkan periode yang sama 2022.
“Tingkat impor yang tinggi sepanjang tahun ini telah menyebabkan para penyuling memiliki persediaan minyak mentah dalam jumlah besar di awal bulan, diperkirakan mencapai 958 juta barel pada 2 November,” menurut konsultan komoditas Vortexa.
Meskipun terjadi penurunan harga pada patokan minyak mentah internasional hingga November, perusahaan penyulingan di Shandong masih memiliki persaingan yang ketat untuk kargo minyak dari Rusia dan Venezuela setelah AS melonggarkan sanksi terhadap Caracas. Para pembeli menghadapi perbedaan besar dalam harga penawaran.
Indikator-indikator makroekonomi yang lemah – yang paling jelas terlihat pada sektor manufaktur dan konstruksi – terus membebani permintaan terhadap produk-produk seperti solar dan aspal.
PMI manufaktur Tiongkok menyusut selama dua bulan berturut-turut di bulan November, mencerminkan melemahnya kepercayaan terhadap langkah-langkah stimulus pemerintah di kalangan manajer pabrik.