Potensi minyak dan gas (migas) di Indonesia bagian timur masih amat menjanjikan. Tak heran kawasan Indonesia Timur menjadi salah satu wilayah yang diandalkan untuk berkontribusi besar dalam pemenuhan target produksi migas nasional ke depannya.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Hudi Suryodipuro mengatakan, penemuan-penemuan besar sumber migas banyak didapatkan di Indonesia Timur.
Saat ini 4% energi ada wilayah Indonesia Timur, yakni Proyek LNG Tangguh Train 3, Proyek Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) Ubadari, dan Blok Masela.
“Artinya pengembangan ke depan menjadi semakin luar biasa. Semoga proyek-proyek ini bisa segera on stream agar dapat menghasilkan multiplier effect terutama kepada masyarakat sekitar proyek,” katanya di Sorong, Papua, Kamis (21/12).
Di tempat yang sama, Sekretaris SKK Migas Shinta Damayanti menyampaikan bahwa Kawasan Indonesia Timur merupakan tumpuan harapan bagi industri hulu migas Tanah Air dalam mencapai target produksi migas 2030.
Yaitu, 1 juta barel per hari dan 12 miliar kaki kubik gas bumi per hari. Itulah sebabnya, keberadaan Petrogas sebagai kontraktor migas menjadi signifikan.
“Saya meminta agar manajemen Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) Petrogas Basin Ltd dapat lebih meningkatkan kinerja yang sudah baik di tahun 2023 ini. Untuk menghadapi tahun 2024 agar dapat melakukan persiapan yang lebih baik, sehingga entry level di awal tahun 2024 menjadi optimal sehingga produksi maupun lifting di tahun 2024 dapat mencapai target yang telah ditetapkan,” ujar Shinta.
Shinta menyebutkan, dalam era transisi energi saat ini, gas memainkan peranan yang semakin penting. Sebab tidak hanya menjadi sumber energi dan penerimaan negara, tetapi juga sebagai sumber bahan baku industri dan multiplier effect yang dikontribusikan.
“Untuk itu, kami sangat berharap agar kontribusi yang diberikan oleh K3S Petrogas Basin Ltd dapat semakin ditingkatkan guna memberikan dampak positif yang besar kepada masyarakat Indonesia dan khususnya bagi masyarakat di Papua,” kata dia.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), setidaknya ada lima wilayah kerja di Indonesia bagian timur yang bakal didorong pemerintah untuk dioptimalkan pengelolaannya, seperti di wilayah kerja (WK) Seram, Buton, Timor, Aru, dan Warim.
Selain itu, pemerintah juga mendorong pengeboran sumur eksplorasi di kawasan lainnya, seperti sumur Riam-1 di Lapangan Walio Barat, Blok Kepala Burung, Kabupaten Sorong untuk mengoptimalkan potensi migas di Papua Barat.
Dengan cukup besarnya potensi sumber daya migas yang tersebar di kawasan timur Indonesia, tak heran jika belakangan pemerintah lebih agresif lagi mendorong pengeboran sumur eksplorasi di kawasan tersebut.