Inpex Masela Ltd operator proyek lapangan gas abadi Masela menggelar seremonial atau kick off Project Management Team (PMT) LNG Abadi Masela pada hari ini, Kamis (28/12). Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan acara ini sebagai kemajuan baru bagi proyek yang sudah ditandatangani sejak awal 2000.
“Hari ini spesial karena kita melakukan seremonial atau kick off yang menandai restart proyek strategis nasional Masela yang memiliki nilai nilai investasi mencapai US$ 20,9 miliar,” kata Dwi dalam acara kick off di kantor Inpex di Jakarta pada Kamis (28/12).
Jika dikonversi dalam rupiah, proyek ini memiliki nilai investasi sebesar Rp 324 triliun atau hampir tiga kali lipat lebih besar dibandingkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. Proyek ini juga akan menghasilkan pendapatan bagi pemerintah sebesar US$ 37,8 miliar atau Rp 586 triliun.
Sebagai informasi, Proyek Masela ini sudah menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) sejak September 2017. Blok Masela diperkirakan dapat menghasilkan 9,5 mtpa atau juta ton LNG per tahun, dengan gas pipa mencapai 150 MMscfd, serta 35 ribu barel kondensat per hari (bcpd).
Acting of Executive Director Inpex Masela Jakarta, Henry Banjarnahor menyebut ada beberapa hal yang akan dilakukan sepanjang 2024. Mulai dari akuisisi lahan (land acquisition) bagi area non hutan, kemudian penyelesaian persetujuan analisis dampak lingkungan (AMDAL) yang sebelumnya sudah dimulai sejak 2023.
Pada 2024 juga akan dilakukan front end engineering design (FEED) atau gelar tender serta commencement. Beberapa rencana 2024 ini merupakan tindak lanjut dari capaian kerja yang dilakukan pada 2023 sebelumnya
Untuk diketahui, revisi kedua rencana pengembangan POD Blok Masela sebelumnya telah disetujui oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif pada November lalu. “Cakupan utamanya adalah adanya CCS yang sudah disetujui pada November lalu,” jelas Dwi.
Carbon capture storage (CCS) dalam proyek ini memiliki kapasitas hingga 1,2 giga ton dengan kemampuan injeksi CO2 sebesar 71-80 juta ton.
Adanya CCS ini, menurut Dwi menandai bahwa adanya keberpihakan serta kontribusi pada industri hulu migas dalam mengurangi emisi karbon serta mendukung pemerintah untuk mencapai target net zero emission pada 2060.
Proyek lapangan abadi ini ditargetkan dapat onstream pada kuartal IV 2029 dan nantinya dapat melakukan pengiriman cargo LNG perdananya pada kuartal pertama 2030. “Jika proyek ini dapat diselesaikan lebih cepat, maka dapat menambah penerimaan negara hingga mendukung kebutuhan gas domestik,” kata dia.
Untuk diketahui, Proyek Masela semakin menunjukkan titik terang berkat terbentuknya konsorsium baru pengelola blok tersebut. Tidak hanya Inpex, Pertamina Hulu Energi Masela dan Petronas juga turut ambil bagian dalam lapangan gas abadi tersebut.
Senior Vice President Asia Project Inpex Akihiro Watanabe menyambut baik seremonial proyek Masela. “Acara ini sangat penting sebagai kesempatan untuk memastikan dan menyelaraskan dengan SKK Migas guna mempercepat Proyek Abadi,” kata Akihiro pada sambutannya dalam acara kick off Masela.
Akihiro mengatakan bertekad kuat bahwa Proyek Abadi Masela menjadi proyek LNG pertama yang memiliki CCS didalamnya. “Kami sangat menantikan masa depan proyek ini,” kata dia.