SKK Migas Pastikan Potensi Gas Jumbo Blok Andaman Sebelum Dikembangkan

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Produksi hulu migas berlangsung di Anjungan Central Plant dan Anjungan Bravo Flow Station Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ), lepas pantai utara Subang, Laut Jawa, Jawa Barat, Senin (3/4/2023).
Penulis: Mela Syaharani
8/1/2024, 18.55 WIB

SKK Migas akan fokus memvalidasi atau mengonfirmasi potensi gas pada sumber gas besar (giant discovery) di Blok Andaman, sekitar 100 kilometer (Km) Sumatera bagian utara.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro mengatakan informasi giant discovery ini telah menjadi angin segar bagi industri hulu migas dan akan menjadi sumber energi andalan Indonesia.

“Proses pembuktian dan validasi besaran cadangan gas dan kondensat sangat dibutuhkan sebagai dasar pengambilan langkah-langkah dan pembangunan infrastruktur pendukung yang dibutuhkan untuk proses percepatan onstream,” kata Hudi dalam siaran pers yang dikutip pada Senin (8/1).

Sebagai informasi, perusahaan asal Uni Emirat Arab Mubadala Energy pada akhir 2023 mengumumkan penemuan besar cadangan gas bumi in place di wilayah kerja (WK) South Andaman dengan potensi lebih dari 6 triliun kaki kubik (TCF). Temuan besar ini berasal dari Sumur Eksplorasi Layaran-1.

WK South Andaman merupakan WK migas yang dilelang pada 2018 dan baru diteken kontrak pengelolaannya oleh Kementerian ESDM dan Mubadala Energy pada Februari 2019 dengan menggunakan mekanisme kontrak gross split.

Saat ini penemuan gas jumbo di South Andaman masih dalam tahap awal eksplorasi. Mubadala Energy sedang melakukan serangkaian tes seperti core analysis, fluid analysis, kemudian post drill analysis.

Nantinya, dari sumur eksplorasi dan appraisal itu akan disusun Penentuan Status Eksplorasi (PSE) sebagai dasar rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) sesuai hasil kajian teknis, ekonomis, skenario pengembangan, hingga komersialisasi.

“Terkait infrastruktur termasuk pembangunan kilang LNG akan terjawab setelah POD selesai. Secara umum betul penemuan gas ini akan butuh infrastruktur agar bisa dikomersialkan,” kata Hudi.

Kunjungan Mubadala Energy Indonesia

Pada Jumat (5/1) lalu, Presiden Direktur Mubadala Energy Indonesia, Abdulla Bu Ali berkunjung ke Kantor Kementerian ESDM. Kunjungan ini untuk menyampaikan hasil Pengeboran Layaran-1 di hadapan Menteri ESDM, Direktur Jenderal Migas, dan Kepala SKK Migas.

Abdulla menyebut, penemuan ini merupakan salah satu program Mubadala dalam mendukung target produksi Indonesia 2030 yaitu 1 juta barel minyak bumi per hari dan 12 miliar kaki kubik gas bumi per hari.

“Indonesia memiliki potensi yang luar biasa terkait cadangan migas, penemuan ini patut disyukuri dan diharapkan dapat mendukung target produksi 2030." ucapnya.

Setelah penemuan ini, Mubadala Energy akan mempercepat proses menuju onstream. Apabila sesuai rencana, maka proyek gas jumbo ini dapat onstream pada 2030.

Abdulla menyebut pihaknya membutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar rencana tersebut dapat terwujud. “Kami berharap dukungan dari semua pemangku kepentingan agar kami bisa melanjutkan penemuan ini dan dapat membantu untuk mencapai target yang dicanangkan pemerintah,” ujar dia.

Reporter: Mela Syaharani