Gibran Singgung Biodiesel Tekan Impor Minyak, Pakar: Itu Kurang Tepat

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/tom.
Capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan) usai Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024).
Penulis: Mela Syaharani
23/1/2024, 18.44 WIB

Pakar ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menyatakan pernyataan calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka tentang kebijakan mandatori biodiesel B35 dan B40 sukses menekan impor minyak Indonesia, kurang tepat.

“Saya kira kurang benar sebab data impor minyak masih terus meningkat. Jika Gibran mengatakan bahwa produksi biodiesel itu bisa mengurangi impor, menurut saya itu tidak benar juga,” kata Fahmy kepada Katadata yang dikutip pada Selasa (23/1).

Selain karena jumlah impor yang masih meningkat, Fahmy juga menyebutkan alasan lainnya. “B35 ini kan pencampurannya baru 35% ya dari kelapa sawit. Nah itu juga tidak menyebabkan impornya turun,” ujarnya.

Dalam acara Debat Cawapres 2024 pada Minggu (21/1) malam Gibran mengatakan bahwa B35 dan B40 berhasil menurunkan impor minyak Indonesia dan meningkatkan nilai tambah produk sawit Indonesia.

Adapun penggunaan biodiesel dan bahan bakar nabati (BBN) lainnya seperti bioavtur dan bioetanol, sebagai bagian dari strategi Gibran untuk mendorong pembangunan ekonomi rendah karbon yang berkeadilan di Indonesia bersama dengan penerapan pajak karbon, teknologi carbon capture and storage (CCS).

"Kita tak boleh lagi mengandalkan emisi fosil, tapi juga menggunakan biodiesel, B35 dan B40 terbukti menurunkan impor nilai minyak kita," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani