SKK Migas Proyeksi Harga Minyak Berpotensi Naik ke US$ 90 per Barel

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Seapup 1 Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) saat perawatan salah satu sumur minyak dan gas di lepas pantai utara Indramayu, Laut Jawa, Jawa Barat, Minggu (2/4/2023).
Penulis: Mela Syaharani
19/2/2024, 16.47 WIB

SKK Migas memprediksi harga minyak dunia tahun ini bergerak di kisaran US$ 70 hingga US$ 90 per barel. Proyeksi ini berdasarkan tiga skenario yang berbeda.

Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf mengatakan perkiraan harga minyak sepanjang 2024 masih berada di rentang US$ 70 per barelnya. “Ekspektasi kami masih di atas US$ 70 per barel,” kata Nanang dalam webinar yang dipantau secara daring pada Jumat (16/2).

Nanang menyampaikan, saat memperkirakan harga minyak pemerintah menggunakan tiga skenario yang berbeda menurut beberapa analisis. Pertama, dengan analisis pasokan yang lebih kecil dibandingkan demand.

Analisis ini dapat dipengaruhi oleh ekspor minyak Rusia yang hilang dari pasar serta cadangan minyak dunia yang berkurang. Kondisi ini dapat menyebabkan lonjakan harga minyak. “Bukan hal yang tidak mungkin harga minyak akan melonjak di atas US$ 90 per barel,” ujarnya.

Kedua, analisis berdasarkan base case. Analisis ini menggambarkan keadaan antara pasokan dan permintaan relatif seimbang. “Ya seperti saat ini yang terjadi, maka perkiraan harga minyak tidak lebih dari US$ 70 sampai US$ 90 pergerakannya,” ucapnya.

Analisis base case ini dapat dipengaruhi oleh permintaan yang meningkat, tumbuhnya perekonomian Cina, OPEC+ yang secara efektif mengelola suplai, serta penurunan pasokan oleh Rusia.

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani