Kementerian ESDM berencana menambah kargo gas alam cair (LNG) untuk mengatasi defisit suplai gas di wilayah Jawa bagian barat. Kondisi defisit ini terjadi usai adanya pembatasan pemakaian gas oleh PGN, yakni 65% untuk Pulau Jawa Bagian Barat.
“Ada kira-kira penambahan 11 kargo untuk wilayah barat. LNG cuma tambah sedikit karena adanya penambahan permintaan listriknya,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif saat ditemui di Kementerian ESDM pada Jumat (8/3).
Arifin menegaskan penambahan kargo LNG ini terjadi akibat penambahan permintaan bukan karena tidak ekonomis. “Bukan tidak ekonomis. Kami tidak mengurangi kuota, malah alokasi harga gas bumi tertentunya (HGBT) yang tidak terpenuhi. Terutama untuk industri, tidak semuanya terserap 100%,” ujarnya.
Untuk memenuhi defisit suplai gas ini, Arifin menyebut penambahan kargo akan dikirimkan dari produksi LNG di Tangguh, Papua.
Selain karena penambahan demand, Arifin menyebut defisit suplai gas juga terjadi akibat belum tersambungnya jaringan pipa gas Cirebon Semarang yang saat ini masih dalam pembangunan tahap II.
“Ada defisit suplai dari wilayah barat makanya kita lagi mempercepat ini pipa Cisem. Pipa ini kan tidak bisa bimsalabim satu hari kelar, butuh waktu karena banyak gas yang masih tertahan di Jawa Timur,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM pada Jumat (8/3).
Sebelumnya, Ketua Umum Asaki Edy Suyanto juga mengatakan adanya gangguan pasokan gas di Pulau Jawa Bagian Barat maupun Timur oleh PGN.
Kondisi tersebut diperburuk dengan pembatasan pemakaian gas oleh PGN, yakni 65% untuk Pulau Jawa Bagian Barat dan 75% untuk Pulau Jawa Bagian Timur. Eddy mencatat, pemakaian HGBT pada Februari 2024 hanya dibatasi PGN hingga 65% dari kuota di Pulau Jawa Bagian Barat.