Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor migas pada Februari 2024 turun 12,93% secara bulanan atau dibandingkan Januari. Turunnya ekspor migas terutama disebabkan kinerja ekspor gas yang anjlok hingga 39% sedangkan minyak naik 25%.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan nilai ekspor migas Februari sebesar US$ 1,21 miliar dari yang sebelumnya US$ 1,39 miliar. “Pada Februari 2024 secara umum harga komoditas energi dan pertanian di pasar internasional mengalami penurunan dibanding Januari 2024,” ujarnya dalam rilis BPS yang dikutip pada Senin (18/3).
Meski mengalami penurunan, namun secara tahunan nilai ekspor migas mengalami kenaikan 2,56% dibandingkan Februari 2023 yang mencapai US$ 1,18 miliar.
BPS mencatat anjloknya ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor gas mencapai 39,08% menjadi US$ 504,7 juta. Namun disaat yang bersamaan ekspor minyak mentah naik 25,09% menjadi US $196,7 juta dan ekspor hasil minyak naik 25,15% menjadi US$ 515,5 juta.
Sebagai informasi, ekspor Indonesia pada Februari 2024 turun 5,79% dibanding Januari 2024, yaitu dari US$ 20,49 miliar menjadi US$ 19,3 miliar. Hal serupa juga terjadi jika dibanding Februari 2023, ekspor turun 9,45%.
Sementara itu impor migas tercatat mengalami kenaikan sebesar 10,42% secara bulanan pada Februari 2024 menjadi US$ 2,98 miliar.
Amalia menyampaikan dengan kinerja ekspor impor Februari 2024, sektor migas mencatatkan neraca perdagangan yang defisit sebanyak US$ 1,76 miliar. “Dengan komoditas penyumbang defisit tentunya berasal dari hasil minyak maupun minyak mentah,” ujarnya.
Dia mengatakan, defisit neraca perdagangan migas Februari 2024 ini lebih rendah daripada bulan sebelumnya maupun dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2023.