Harga batu bara acuan pada April 2024 mengalami kenaikan. Batu bara dengan nilai kalor 6.322 GAR mengalami kenaikan harga sebanyak 11% menjadi US$ 121,13 per ton.
Berdasarkan catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), batu bara dengan nilai kalor tertinggi pada Maret lalu sebesar US$ 109,77 per ton. Batu bara dengan kalor tertinggi ini menjadi acuan harga jual batu bara untuk penyediaan listrik dan bahan bakar di industri domestik, kecuali industri pengolahan dan pemurnian mineral logam.
Pemerintah menetapkan HBA Februari melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 88.K/MB.01/MEM.B/2024 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batubara Acuan Untuk Bulan April 2024 yang ditetapkan pada Senin (22/4).
Dalam aturan tersebut, harga batu bara acuan dibedakan menjadi empat golongan. Secara keseluruhan, keempat golongan harga acuan batu bara ini seluruhnya mengalami kenaikan pada April 2024, yaitu:
Batu bara 6.322 kcal per kilogram (kg) GAR (nilai kalor kotor) senilai US$ 121,13 per ton atau naik 11% dari bulan sebelumnya US$ 109,77 per ton.
HBA I 5.300 kcal per kg GAR ditetapkan US$ 86,93 per ton. Angka tersebut turun 2,28% dari Maret di US$ 88,77 per ton.
HBA II 4.100 kcal per kg GAR ditetapkan sebesar US$ 57,17 per ton atau menguat 1,78% dari harga bulan sebelumnya US$ 56,83 per ton.
HBA III 3.400 kcal per kg GAR ditetapkan US$ 36,32 per ton, menurun 2,7% dari harga Maret US$ 37,60 per ton.
Penetapan HBA ini mengacu pada 227.K/MB.01/MEM.B/2023 tentang pedoman penetapan harga patokan untuk penjualan komoditas batu bara. Penghitungan harga ini sebelumnya diatur dalam Kepmen ESDM 41.K/MB.01/MEM.B/2023, namun dalam pedoman tersebut belum sepenuhnya menggambarkan transaksi aktual.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor batu bara Indonesia pada Maret 2024 mengalami penurunan secara bulanan dan tahunan. Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan nilai ekspor batu bara pada Maret 2024 tercatat mencapai US$ 2,56 miliar.
“Nilai ini menurun 1,13% jika dibandingkan Februari 2024 yang mencapai US$ 2,59 miliar dan turun 28,49% jika dibandingkan Maret 2023,” kata Amalia dalam rilis BPS pada Senin (22/4).
Kendati demikian, Amalia menyebutkan bahwa secara volume ekspor batu bara meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Februari, volume ekspor hanya 33,05 juta ton. Namun pada Maret 2024 volumenya bertambah menjadi 33,31 juta ton.