SKK Migas mengatakan Indonesia memiliki 950 juta stock tank barrels (mmstb) potensi enhanced oil recovery (EOR). Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyebut jumlah tersebut berasal dari 12 lokasi proyek yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
“Ini sangat berarti, oleh karena itu kalau dilihat dari grafik bahwa waterflood dan EOR ini areanya cukup luas karena dihitung dari angka potensi ini,” kata Dwi dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI pada Kamis (6/6).
SKK Migas menyebutkan bahwa EOR merupakan salah satu upaya yang diharapkan dapat meningkatkan produksi migas nasional. Dwi menyampaikan Menteri ESDM Arifin Tasrif telah melakukan kunjungan ke Cina untuk melihat penerapan metode tersebut disana.
“Mereka sudah banyak mempraktikkan mengenai EOR ini dan mempunyai teknologi sehingga mereka tertarik dengan potensi EOR di Indonesia. Namun dengan catatan kerja sama dengan Pertamina maupun perusahaan migas lainnya,” ujarnya.
Sebelumnya, topik mengenai EOR juga dibahas dalam rapat koordinasi khusus komisi pengawas SKK Migas yang dipimpin langsung oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif. Rapat ini juga dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Kepala SKK Migas, dan Kapolri Listyo Sigit.
“Beragam bentuk dukungan yang diberikan dalam mengoptimalisasi proses EOR, beragam insentif serta kebijakan pendukung investasi pun juga disiapkan untuk menarik appetite investor,” tulis Sri Mulyani di instagramnya @smindrawati pada Kamis (6/6).
Berdasarkan paparan SKK Migas, berikut 12 proyek yang memiliki potensi penerapan EOR:
- Pertamina Hulu Rokan pada Sumur Minas-A (ASP) 2.3 mmstb, Minas-B,C,D,E (ASP) 0,3 mmstb, Minas-D Stage-1(P) dengan potensi 505 mmstb
- Pertamina Hulu Rokan pada Rantaubais (Steam) 86.22 mmstb
- Pertamina Hulu Energi Siak pada Batang (Steam) Stage-1 2.2 mmstb
- BSP pada Pedada (SP) 27.51 mmstb
- Petrochina pada Gemah (CO2) 7.65 mmstb
- Pertamina EP pada Ramba (CO2) 53.9 mmstb
- Pertamina Hulu Energi OSES pada Rama (SP) 43.3 mmstb
- Pertamina Hulu Energi ONWJ pada E-Main (SP) 17.80 mmstb, Zulu (P) 29.10 mmstb
- Pertamina EP di lapangan Sukowati (CO2) 65.3 mmstb
- Petrogas pada Walio (SP) 2.3 mmstb
- Pertamina Hulu Mahakam pada Handil (SP) 64.9 mmstb
- Pertamina EP pada Tanjung (P/ASP) 53.1 mmstb