Freeport McMoran (FCX) melaporkan bahwa anak usahanya yakni PT Freeport Indonesia (PTFI) telah mendapatkan persetujuan izin ekspor konsentrat tembaga dan lumpur anoda pada Selasa (2/7). Izin ini akan berlaku hingga Desember 2024, saat smelter tembaga Manyar telah beroperasi penuh.
“PTFI akan terus membayar bea keluar untuk konsentrat tembaga selama periode peningkatan smelter sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia,” tullis FCX dalam laman resminya, dikutip Rabu (3/7).
Izin ekspor konsentrat dan lumpur anoda PTFI sebelumnya telah berakhir pada 31 Mei 2024, dan PTFI tidak mengekspor konsentrat tembaga atau anode slime selama Juni 2024.
Akibat dari penundaan dalam memperoleh izin ekspor PTFI, FCX memperkirakan sebagian dari produksi kuartal kedua 2024 akan dikirim pada periode mendatang.
“FCX saat ini memperkirakan penjualan konsolidasi untuk kuartal kedua 2024 sekitar 5% di bawah panduan April 2024 sebesar 975 juta pon tembaga dan sekitar 30% di bawah panduan April 2024 sebesar 500 ribu ons emas,” ujar FCX.
Penundaan ini juga berimbas pada penambahan beban biaya tunai bersih pada kuartal kedua ini mencapai US$ 1,77 per pon tembaga atau lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya yang hanya mencapai US$ 1,57 per pon.
Smelter Manyar Resmi Beroperasi
Pada Kamis (27/6) pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Java Integrated Industrial Park and Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jawa Timur, resmi mulai beroperasi.
Menteri Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Menteri Investasi Bahlil Lahadalia meresmikan operasional smelter tembaga kedua milik Freeport setelah smelter PT Smelting yang juga berlokasi di Gresik.
“Puji Syukur kita bisa hadir menyaksikan pabrik yang luar biasa, dapat terbangun dalam waktu 30 bulan sejak lakukan groundbreaking oleh Presiden,” kata Airlangga dalam peresmian Smelter Manyar yang dipantau melalui kanal Youtube Freeport Indonesia pada Kamia (27/6).
Airlangga mengatakan, pembangunan smelter ini tepat waktu sesuai dengan yang sudah direncanakan. Dia menyebut, terbangunnya Smelter Manyar merupakan bagian dari perpanjangan pemberian izin usaha pertambangan khusus (IUPK) untuk PTFI.
“Hasilnya hari ini, ini smelter paling hebat karena kita lihat tiga sampai empat tahun ke depan tidak ada yang bisa mampu membangun smelter seperti ini, di lahan 100 hektare (Ha), dimanapun. Kalaupun mereka berpikir sekarang Itu masih 4 tahun, 5 tahun ke depan baru bisa produksi,” ujarnya.
Smelter ini akan menghasilkan beberapa produk berupa katoda tembaga, emas dan perak murni batangan, serta platinum group metals. Smelter Manyar ini juga dapat menghasilkan produk samping seperti asam sulfat, terak, gipsum, hingga timbal.