Investasi Hulu Migas Capai Rp 163 T Akhir Oktober 2024, Baru 58% dari Target
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan kinerja investasi hulu migas per 31 Oktober telah mencapai US$ 10,3 miliar atau Rp 163 triliun. Angka ini baru mencapai 58,19% dari target investasi hulu migas sebesar US$ 17,7 miliar pada 2024.
“Kami harapkan pada akhir tahun dapat mencapai US$ 16 miliar,” kata Kepala SKK Migas Djoko Siswanto dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XII DPR RI yang dipantau secara daring pada Senin (18/11).
Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023, angka investasi hulu migas ini naik tipis. Pada Oktober 2023, jumlah investasi hulu migas yang masuk mencapai US$ 10,2 miliar.
Djoko mengatakan memang perlu ada perbaikan dalam iklim investasi hulu migas. Utamanya terkait pembebasan pajak-pajak tidak langsung khususnya dalam kegiatan eksplorasi yang belum menghasilkan uang.
Djoko mengatakan industri berharap ada percepatan penerbitan revisi PP nomor 27 tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2010 tentang Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
Pelaku usaha juga menunggu PP nomor 53 tahun 2017 tentang Perlakuan Perpajakan pada Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi dengan Kontrak Bagi Hasil Gross Split. Djoko mengatakan industri menginginkan pajak tak langsung diberikan tanpa pertimbangan keekonomian.
“Kedua, persetujuan terkait dengan lingkungan, UKL, UPL, dan amdal yang terus terang memakan waktu cukup banyak antara 5-24 bulan,” ujarnya.
Selain investasi, Djoko juga menyebut terkait kinerja penerimaan negara per 31 Oktober sudah mencapai US$ 12,7 miliar atau 98,45% dari target 2024 yang mencapai US$ 12,9 miliar.
Selain itu, Djoko juga mengumumkan bahwa capaian volume migas terangkut (lifting) per 31 Oktober 2024 mencapai 1,54 juta barel setara minyak (boepd). Realisasi tersebut masih di bawah target yang ditetapkan dalam APBN.
"Target lifting kami adalah 1,66 juta boepd dalam APBN 2024,” katanya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XII DPR RI yang dipantau secara daring pada Senin (18/11).
Capaian ini menurun 0,96% dibandingkan periode yang sama pada 2023, yang mencapai 1,56 juta barel setara minyak. SKK Migas memperkirakan kinerja lifting migas pada akhir 2024 mencapai 1,56 juta barel setara minyak atau hanya mencapai 93,82% dari target APBN 2024.
“Alhamdulillah kita diberkahi temuan-temuan akhir ini banyak gas bumi, yang akan kami kembangkan,” ujarnya.
Djoko mencontohkan temuan gas bumi yang dikembangkan, yakni Lapangan Abadi Masela, Lapangan Genting Oil di Papua, temuan di Blok Andaman, Blok Sakakemang, dan lapangan migas lainnya.