Shell Bantah akan Tutup Seluruh SPBU di Indonesia

ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/Spt.
Petugas bersiap melakukan pengisian BBM ke dalam tangki di SPBU Shell, Medan, Sumatera Utara. Shell memastikan tidak akan menutup seluruh SPBU miliknya di Indonesia.
Penulis: Agustiyanti
24/11/2024, 17.52 WIB

Shell Indonesia membantah kabar rencana penutupan seluruh unit stasiun pengisian bahan bakar umum atau SPUB. Perusahaan migas asal Inggris ini mengaku masih fokus pada kegiatan operasi SPBU di Indonesia.

"Kami tidak dapat berkomentar atas spekulasi yang terjadi di pasar. Shell Indonesia tetap berfokus pada kegiatan operasi SPBU untuk para pelanggan kami,"  Vice President Corporate Relations Shell Indonesia Susi Hutapea pada Minggu (24/11), seperti dikutip dari Antara.

Berdasarkan data di laman resmi perusahaan, Shell saat ini memiliki lebih dari 170 SPBU di Indonesia. Selain SPBU, Shell juga memiliki bisnis lain di sektor hilir, dengan memiliki pabrik pelumas dan terminal penyimpanan bahan bakar di gresik. 

Shell juga memiliki bisnis di sektor hulum yakni menjadi operator Masela PSC yang meliputi lapangan gas Abadi dengan mitra strategis Inpex. 

Raksasa minyak dunia ini sebelumnya berencana menutup 1.000 lokasi stasiun SPBU atau gas station miliknya di seluruh dunia selama dua tahun ke depan. Sebagai gantinya Shell akan fokus meningkatkan jumlah stasiun pengisian daya kendaraan listrik atau ev charging station.

“Kami meningkatkan jaringan ritel kami, dengan memperluas penawaran pengisian daya dan kenyamanan kendaraan listrik, sebagai respons terhadap perubahan kebutuhan pelanggan,” kata Shell dalam strategi transisi energi terbarunya, seperti dikutip dari Bloomberg pada Maret 2024.

Shell berencana  mendivestasi sekitar 500 lokasi SPBU milik Shell, termasuk perusahaan patungan masing-masing pada 2024 dan 2025. Perusahaan yang bermarkas di London ini akan fokus pada pengisi daya umum, meningkatkan jumlahnya menjadi 200.000 lokasi pada akhir dekade ini dari sebanyak 54.000 lokasi yang ada pada saat ini.

Perusahaan juga akan meluncurkan teknologi ini di Cina, lokasi di mana Shell mengoperasikan lebih dari separuh stasiun pengisian ulang baterai yang ada saat ini, dan di Eropa yang permintaannya meningkat pesat.