Vivo dan BP-AKR Batal Beli Base Fuel Pertamina karena Etanol, Ini Kata Pertamina

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
Wakil Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar memberikan paparan saat mengikuti rapat kerja bersama Komisi XII di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2025). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bahwa tidak ada perubahan kebijakan mendasar terkait penyediaan BBM di wilayah Indonesia.
3/10/2025, 08.48 WIB

Dua badan usaha SPBU swasta yakni Vivo dan BP-AKR membatalkan kesepakatan pembelian impor base fuel BBM dari Pertamina, dikarenakan adanya kandungan etanol. Pertamina Patra Niaga mengatakan kandungan etanol dalam base fuel merupakan hal lazim di kalangan perusahaan migas dan berlaku secara internasional.

Base fuel merupakan produk BBM yang belum dicampur dengan zat tambahan (aditif) dan pewarna. Nantinya, SPBU swasta mengolah base fuel tersebut sesuai dengan spesifikasi dan racikan masing-masing perusahaan. Penambahan zat aditif dan pewarna sesuai racikan masing-masing ini yang membedakan produk akhir BBM di SPBU swasta.

“Penggunaan BBM dengan campuran etanol hingga 10% telah menjadi best practice di banyak negara seperti di Amerika, Brazil, bahkan negara tetangga seperti Thailand, sebagai bagian dari upaya mendorong energi yang lebih ramah lingkungan sekaligus mendukung pengurangan emisi karbon,” kata Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun dalam siaran pers, dikutip Jumat (3/10).

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Laode Sulaeman mengatakan di Indonesia pemerintah hingga saat ini hanya mengatur kandungan oktan (RON) dalam BBM. Sehingga belum ada aturan terkait kandungan etanol dalam BBM.

Laode mengatakan batalnya kesepakatan tersebut memang karena kemauan dari badan usaha SPBU swasta. “Mereka tidak mau menggunakan base fuel yang mengandung etanol. Tapi bukan berarti (kandungan etanol dalam base fuel) tidak berada dalam batas toleransi, jadi itu perbedaannya,” kata Laode saat ditemui di kantor BPH Migas, Kamis (2/10).

Dia menjelaskan etanol merupakan salah satu jenis bahan bakar nabati yakni biofuel, yang sudah diterapkan di negara-negara lain. Namun di Indonesia saat ini baru menerapkan biodiesel saja, belum sampai etanol.

Batal Beli Base Fuel BBM Pertamina

Pengelola SPBU Vivo dan BP-AKR batal membeli bahan baku atau base fuel BBM dari PT Pertamina. Keduanya sempat sepakat membeli base fuel BBM tersebut dari Pertamina. 

Pada pekan lalu, Vivo dan BP AKR sudah sepakat untuk membeli base fuel BBM. Vivo bahkan menyatakan akan menyerap 40 ribu barel.

“Ada dua yang berkenan yakni Vivo dan BP-AKR (semula sepakat). Setelah dua SPBU berdiskusi kembali dengan kami, Vivo membatalkan untuk melanjutkan dan akhirnya tidak disepakati,” kata Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Achmad Muchtasyar dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (1/10).

Ia menjelaskan BP AKR yang semula juga sepakat untuk membeli base fuel BBM dari Pertamina, belakangan ikut mundur.

Berdasarkan rapat bersama Kementerian ESDM pada 19 September,  lima badan usaha SPBU swasta sempat menyatakan peluang untuk membeli base fuel dari pengadaan Pertamina. Hal ini untuk mengatasi kelangkaan stok BBM yang terjadi sejak Agustus. Keputusan ini lalu ditindaklanjuti dengan pembahasan antara Pertamina dengan masing-masing badan usaha swasta secara business to business.

Dia menyebut pembatalan pembatalan base fuel oleh Vivo dan BP AKR  berkaitan dengan kandungan ethanol sebesar 3,5% pada base fuel yang tersedia di Pertamina. Namun, ia menegaskan bawah  regulasi di Indonesia memperbolehkan kandungan etanol di BBM hingga mencapai 20%.  

“Ini yang membuat teman-teman SPBU swasta tidak melanjutkan pembelian karena ada konten etanol tersebut. Di mana konten itu sebetulnya masih masuk ambang yang diperkenankan oleh pemerintah,” ujarnya.

Direktur VIVO Leonard Mamahit juga membenarkan jika perusahaan telah melakukan negosiasi dengan Pertamina terkait base fuel. “Tapi terdapat beberapa hal teknis yang tidak bisa dipenuhi oleh Pertamina sehingga apa yang sudah kami minta itu dengan terpaksa dibatalkan,” ujarnya dalam kesempatan yang sama. 

Namun, dia tidak menutup kemungkinan kami kerja sama ke depan jika permintaan mereka terkait spesifikasi base fuel BBM dapat dipenuhi Pertamina.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Mela Syaharani