PT Pertamina (Persero) memiliki sebuah terminal liquified petroleum gas (LPG) yang terletak di Cilegon, Banten. Terminal ini dikelola oleh PT Pertamina Energy Terminal (PET), Subholding Integrated Marine Logistics (IML). 

Perusahaan menyebut terminal ini menjadi salah satu infrastruktur vital penyimpanan atau storage bagi energi nasional. Sebab, terminal ini berkontribusi sekitar 40% terhadap total kebutuhan LPG Indonesia. Corporate Secretary Pertamina, Arya Dwi Paramita, menegaskan bahwa posisi Terminal LPG Tanjung Sekong sangat strategis bagi ketahanan energi nasional.

“Terminal ini memikul tanggung jawab besar dalam memastikan pasokan energi tetap aman dan berkelanjutan untuk kebermanfaatan masyarakat, khususnya kebutuhan LPG yang digunakan setiap hari di rumah tangga,” ujar Arya dalam siaran pers, dikutip Jumat (24/10).

Berdasarkan laman resminya, Terminal LPG Tanjung Sekong mulai beroperasi pada 16 April 2012. Fasilitasnya telah ditingkatkan sejak 30 Januari 2020 menjadi Terminal LPG Refrigerated. 

Terminal LPG Tanjung Sekong berdiri di atas lahan seluas 12,9 hektare dan didukung oleh tangki dengan total kapasitas penyimpanan sebesar 98.000 (metrik ton) MT. Difungsikan untuk menyimpan unsur pembentuk LPG yakni Propana (C3H8) 44 ribu MT, Butana (C4H10), 44 ribu MT, dan campuran kedua unsur tersebut sebanyak 10 ribu MT.

Terminal ini juga dilengkapi dengan 3 dermaga atau jetty berkapasitas 3.500 - 65.000 Deadweight Tonnage (DWT).

Fasilitas ini memasok kebutuhan LPG ke 63 daerah yang tersebar di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sumatera Selatan dengan throughput lebih dari 200.000 MT bulan atau sekitar 40% dari kebutuhan LPG nasional.

Arya menyampaikan apresiasi terhadap penerapan protokol Health, Safety, Security, Environment (HSSE) yang ketat di area kerja, serta upaya edukasi masyarakat sekitar mengenai keselamatan energi.

“Para Perwira di Tanjung Sekong tidak hanya fokus pada operasi, tetapi juga aktif berinteraksi dan berbagi pengetahuan keselamatan dengan masyarakat sekitar,” ujar Arya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pertamina Energy Terminal, Bayu Prostiyono, menegaskan komitmen perusahaan untuk terus memperkuat aspek HSSE dan ESG (Environmental, Social, and Governance) dalam setiap aktivitas operasional.

“Sebagai fasilitas vital nasional, kami memastikan seluruh kegiatan berjalan sesuai standar keselamatan internasional dan prinsip keberlanjutan,” ujar Bayu.

Sebagai perwujudan aspirasi menjadi world class green terminal, serta bagian dari komitmen Pertamina terhadap Net Zero Emission (NZE) 2060, Terminal LPG Tanjung Sekong juga mengimplementasikan berbagai inovasi ramah lingkungan dan energi terbarukan di berbagai lini operasi. 

“Sejak Desember 2023, terminal ini telah menggunakan Renewable Energy Certificate (REC), sinergi BUMN. Selain itu, On-Grid Solar System berkapasitas 85,5 kWp berhasil mereduksi 16,61 ton CO? sepanjang tahun 2023,” ucap Bayu. 

Perusahaan menyebut berkat konsistensi penerapan prinsip ESG dan pemberdayaan masyarakat sekitar, Terminal LPG Tanjung Sekong berhasil meraih Proper Hijau di 2021, Proper Biru di 2022, hingga kembali mendapatkan Proper Hijau di 2023 dan 2024.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Mela Syaharani