Ekspor Turun 70%, Industri Alas Kaki Terancam Tumbuh di Bawah Target

ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/nz
Pekerja menyelesaikan produksi alas kaki di Cibaduyut, Bandung, Jawa Barat, Selasa (24/3/2020).
15/4/2020, 15.06 WIB

Hal itu diperburuk dengan beberapa perjanjian dagang ditunda pembayarannya atau bahkan dibatalkan terimbas pandemi. Akibatnya, produksi diperkirakan akan terus berjalan hingga Mei dan setelahnya, meski belum ada kepastian.

"Pasca Lebaran tidak tahu ada order lagi apa tidak. Itu kan yang belum bisa mengukur lagi kalau pasar utama kami masih terdampak Covid-19 ya mungkin order bisa saja berkurang drastis atau berpotensi hilang," kata dia.

(Baca: Penjualan Lesu, Industri Alas Kaki Terancam PHK 900 Ribu Pekerja)

Pada 2019, industri alas kaki menargetkan nilai ekspor di tahun 2020 naik menjadi US$ 5,1 miliar atau setara Rp 71 triliun. Target dipatok naik karena beberapa merek alas kaki besar dunia berencana menambah pembelian dari produsen Indonesia.

Target tersebut sebenarnya relatif sama dengan tahun 2018. Adapun sasaran target tahun depan ditingkatkan untuk memperbaiki potensi turunnya ekspor sepanjang tahun ini.

Sementara itu ekspor alas kaki sepanjang Januari - September 2019 turun 12,9% dibandingkan periode yang sama sebelumnya. Alasannya, pemerintah belum meneyelesaikan perjanjian dagang yang dilakukan pemerintah dengan beberapa negara. Sementara negara-negara lain seperti Vietnam telah menuntaskan perjanjian.

(Baca: Sri Mulyani Akan Guyur Insentif Pajak Corona untuk 11 Sektor Industri)

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto