Kejar Kebutuhan APD, Kemenperin Targetkan Produksi 3 Juta per Minggu

ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/hp.
Ilustrasi, pekerja membuat kostum Alat Pelindung Diri (APD). Kementerian Perindustrian memasang target produksi 3 juta unit APD per minggu.
Penulis: Rizky Alika
8/4/2020, 19.06 WIB

Kebutuhan alat pelindung diri (APD) dalam bentuk baju hazmat yang terus meningkat, membuat Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pasang target produksi APD hingga 3 juta unit per minggu.

"Jadi kami telah produksi sejak awal minggu. Kami harap produksi bisa mencapai sekitar 2-3 juta unit," kata Direktur Jendral Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR, yang digelar secara virtual, Rabu (8/4).

Target produksi per minggu yang dicanangkan oleh Kemenperin ini, dikatakan Khayam, merupakan bagian dari target produksi 18 juta APD per bulan yang sebelumnya telah ditetapkan. Ia menjelaskan, seluruh APD yang diproduksi akan didistribusikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Ia mengakui, saat ini Indonesia tidak bisa mengandalkan impor, lantaran banyak hambatan yang menghadang. Hambatan muncul seiring dengan meningkatnya permintaan APD di berbagai negara.

Oleh karena itu, pemerintah telah mendorong penggunaan bahan baku dalam negeri, diikuti dengan pemberian kemudahan import untuk barang yang harus diperoleh dari negara lain, dengan skema Government-to-Government.

(Baca: Jumlah Produsen Alkes Melonjak saat Pandemi, Tertinggi APD 567%)

Sebelumnya, Sekretaris Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia Rizal Tanzil Rakhman menyebut, total produksi APD dari industri tekstil bisa mencapai 17 juta unit per bulan.

"Kami masih mengumpulkan bahan bakunya, karena APD jahitannya khusus, jadi tidak semua perusahaan bisa produksi," kata dia ketika dihubungi, Senin (6/4).

Bukan hanya dalam skala industri besar, pengusaha konveksi pun mengambil langkah serupa. Mengutip Antara, Selasa (7/4), dilaporkan di Bandar Lampung ada pengrajin yang menghentikan sementara produksi seragam sekolah serta pakaian kantor dan beralih membuat baju hazmat.

“Kami melihat banyak yang membutuhkan baju ini dan Lampung masih minim APD. Saya tergerak memproduksinya,” kata pemilik konveksi Elmiyati.

Proses pembuatan baju hazmat untuk tenaga medis yang menangani virus corona ini sudah berjalan dua pekan. Awalnya, Elmiyati hanya membuat 25 baju hazmat per hari, namun seiring permintaan yang meningkat, kini ia memproduksi 300 baju hazmat per hari.

Baju hazmat produksinya yang telah dikirimkan mencapai 1.500 potong, dengan harga per potong Rp 55.000. Ia menyebut, bahan baku baju hazmat yang ia produksi telah sesuai standar Dinas Kesehatan setempat.

(Baca: 20 Perusahaa Tekstil akan Produksi Jutaan APD bagi Tenaga Medis Corona)

Reporter: Rizky Alika