Perpanjang Penutupan Pasar Tanah Abang, Kerugian Rp 400 Miliar Sehari

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Deretan kios yang yang tutup di Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta, Jumat (27/3/2020). Dalam rangka pencegahan dan menekan angka penularan virus Corona (COVID-19), Perumda Pasar Jaya menutup sementara Pasar Tanah Abang Blok A, B dan F hingga 19 April 2020.
Editor: Ekarina
7/4/2020, 13.33 WIB

"Secara omzet, pedagang di Pasar Tanah Abang itu kalau jelang puasa bisa mencapai Rp 300 - 400 miliar. Karena yang datang ke sini bukan hanya pembeli biasa tapi orang-orang yang belanja kemudian dijual lagi di daerah-daerah," kata Hery kepada katadata.co.id, Selasa (7/4). 

Menurut dia, kondisi saat ini ini lebih buruk dibandingkan dengan saat-saat krisis tahun 1998. Pasalnya, saat itu hanya terjadi kerusuhan massa yang dapat diantisipasi dengan tindakan preventif. 

(Baca: Pandemi Corona Pukul Industri Tekstil, Buruh Terancam PHK)

Akibat kebijakan penutupan, beberapa pedagang mulai mengajukan protes kepada pihak pengelola pasar lantaran kehilangan pemasukan. Kondisi itu diperparah dengan tidak adanya bantuan dari pemerintah kepada pada pedagang, ditambah biaya retribusi keamanan sebesar Rp 100 ribu hingga Rp 120 ribu per meter persegi setiap bulannya masih terus berjalan.

Sehingga pedagang semakin kesulitan membayarkan kewajibannya. "Sampai sekarang belum ada informasi lebih lanjut terkait subsidi atau diskon biaya keamanan. Tapi untuk denda-dendanya misalkan pedagang terlambat bayar itu ada keringanan," kata dia.

Direktur Utama PD Pasar Jaya, Arief Nasrudin mengatakan bahwa penutupan Pasar Tanah Abang semula dimaksudkan untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung menjelang bulan suci Ramadan.

Pasalnya, pengunjung tidak hanya dari Jakarta dan sekitarnya saja, tapi juga dari luar daerah, bahkan mancanegara sehingga berisiko menjadi tempat penularan Covid-19. 

"Seluruh aktivitas perdagangan di pasar tersebut kita liburkan sementara, ini merupakan salah satu langkah pencegahan dan penyebaran Covid-19, terkecuali di Blok G boleh berjualan khusus bahan pangan saja,” kata Arief melalui siaran pers, Kamis (26/3). 

Dia mengatakan bahwa rencana penutupan ini telah dikomunikasikan dengan pedagang terlebih dahulu. Terlebih, menjelang bulan Ramadan memang menjadi waktu yang sangat penting bagi pedagang penjualan mereka akan lebih tinggi daripada hari biasa.

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto