Pariwisata Lesu, Bisnis Retail Berpotensi Kehilangan Omzet Rp 652 M

ANTARA FOTO/R. Rekotomo
Ilustrasi gerai retail. Pengusha retail berpotensi kehilangan omzet hingga Rp 652 miliar akibat lesunya pariwisata akibat virus corona.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Ekarina
18/2/2020, 17.35 WIB

Pelemahan sektor pariwisata akibat penyebaran virus corona diperkirakan ikut berdampak terhadap industri retail. Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) mengatakan, industri ini berpotensi kehilangan omzet sebesar US$ 48 juta atau sekitar Rp 652 miliar (asumsi kurs Rp 13.600) seiring menurunnya kunjungan turis asing Tiongkok.

"Itu potensi kehilangan transaksi di anggota peritel modern," kata Roy kepada katadata.co.id, akhir pekan lalu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah kunjungan turis asing ke Indonesia pada 2019 mencapai 16,11 juta kunjungan, yang mana turis Tiongkok menyumbang  2,07 juta kunjungan atau rata-rata sekitar 167 ribu kunjungan per bulan.

(Baca: Asosiasi Sebut Mal Belum Sepi Pengunjung Meski Marak Isu Virus Corona)

Sejak virus terjadi pada awal Januari 2020, peretail mulai kehilangan transaksi dari turis Tiongkok selama dua bulan. "Bila dibulatkan, semestinya ada 300 ribu turis Tiongkok yang masuk pada Januari-Februari," ujar dia.

Dari 300 ribu turis Tiongkok yang masuk periode tersebut, sekitar  80% wisman memiliki tujuan untuk berlibur, sementara 20% memiliki tujuan bisnis. Artinya, ada 240 ribu potensi turis Tiongkok yang hilang di Indonesia pasca-penyebaran corona.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika