JK Ucapkan Salam Perpisahan ke Pengusaha di Trade Expo Indonesia

Arief Kamaludin|Katadata
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyampaikan salam perpisahan kepada pengusaha dan kalngan investor dalam sambutan Trade Expo Indonesia (TEI) di BSD, Serpong, Tangerang Selatan.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Ekarina
16/10/2019, 14.39 WIB

(Baca: Wapres JK Sebut Kereta Cepat Bakal Jadi Saingan Maskapai Pesawat)

Kendati penting bagi pertumbuhan ekonomi, kinerja perdagangan Indonesia belum cukup mumpuni. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan pada September 2019 defisit sebesar US$ 160 juta, memburuk dibanding bulan sebelumnya yang mencatatkan surplus US$ 85 juta.

Defisit tersebut terutama disebabkan kinerja ekspor yang turun, sementara impor mulai meningkat.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan ekspor pada September tercatat sebesar US$ 14,1 miliar turun 1,21% dibanding bulan sebelumnya atau 5,74% dibanding periode yang sama tahun lalu. 

Sementara itu, impor pada September tercatat masih meningkat 0,63% dibandingkan bulan sebelumnya atau turun 2,41% dibanding periode yang sama tahun lalu. "Neraca perdagangan pada September 2019 defisit US$ 160 juta. Secara kumulatif, Januari-September 2019, neraca perdagangan defisit US$ 1,95 miliar,"

Menurut Suhariyanto, ekspor secara kumulatif Januari-September tercatat sebesar US$ 124,17 miliar, turun 8% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara impor secara kumulatif tercatat sebesarUS$ 126.115,8 juta, turun 9,12% dibanding periode sama tahun sebelumnya.

Ia menjelaskan penurunan ekspor hampir dialami oleh seluruh sektor. Ekspor migas sepanjang tahun ini turun 25,27%, pengolahan turun 3,39%, pertambangan dan lainnya turun 17,41%. Hanya sektor pertanian yang berhasil naik sebesar 2,58%. "Ini semua karena negara tujuan ekspor kita melambat," terang dia.

Adapun bahan bakar mineral masih menjadi andalan ekspor Indonesia periode Januari-September 2019., seperti yang diterangkan dalam grafik databoks berikut ini. 

Halaman:
Reporter: Rizky Alika