Perum Bulog memastikan impor beras tidak diperlukan meski saat ini terjadi musim kemarau. Direktur Pengadaan Bulog Bachtiar beralasan hal itu karena stok dan alokasi pengadaan beras saat ini mencukupi.
Bachtiar mengatakan jumlah stok beras di gudang Bulog mencapai 2,37 juta ton. Sedangkan pengadaan beras yang dilakukan mencapai 4 ribu ton per hari atau lebih banyak dari kebutuhan operasi pasar yang di bawah 3 ribu ton per hari.
"Jadi masih banyak (beras masuk) daripada out (distribusi ke pasar)," kata Bachtiar di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (2/9).
(Baca: BPS Waspadai Kemarau Panjang Berdampak ke Inflasi)
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) meminta seluruh pihak mewaspadai musim kemarau hingga bulan Oktober mendatang. Ini karena produksi pertanian dan pasokan pangan rentan terganggu kekeringan.
Namun Bachtiar mengatakan meski terjadi kemarau, tidak seluruh daerah mengalami kekeringan karena masih ada daerah yang mengalami hujan.Dia juga menjelaskan panen masih terjadi di sejumlah daerah, seperti Purwodadi, Grobogan, Cirebon, hingga wilayah Sulawesi Selatan.
Bulog juga mengantisipasi musim kemarau yang diperkirakan lebih lama, yaitu hingga November atau Desember mendatang. Pasokan beras di gudang siap digelontorkan bila terjadi kelangkaan pasokan. "Kalau ada lonjakan harga, kami stabilisasi," ujarnya.
(Baca: Gunakan Teknologi Cocoon, Bulog Bisa Simpan Beras Berbulan-bulan)
Sejak Juli lalu Bulog telah mengklaim stok beras terjaga sampai akhir tahun meskipun sebagian wilayah di Indonesia memasuki musim kemarau. Kementerian Pertanian (Kementan) juga menjamin musim kemarau tak mengganggu pasokan karena luas lahan yang kekeringan pada tahun ini masih dikategorikan kecil.
"Masa ribut stok beras. Sekarang harga beras murah, (stok) masih aman sekali," kata Dirjen Tanaman Pangan Kementan saat itu yakni Sumarjo Gatot Irianto.