Gunakan Teknologi Cocoon, Bulog Bisa Simpan Beras Berbulan-bulan
ARIEF KAMALUDIN | KATADATA
Perum Bulog Subdivre Surakarta Jawa Tengah melakukan pembukaan sungkup cocoon pada 180 ton beras yang telah dibeli pada tahun lalu. Dengan teknologi tersebut, penyimpanan beras bisa dilakukan selama berbulan-bulan.
"Metode cocoon ini dapat mempertahankan kualitas beras seperti saat beras pertama kali disimpan, "kata Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Tri Wahyudi Saleh, seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (15/8).
Ia menjelaskan hasil penyimpanan selama setahun telah dibuktikan dengan baik dalam pembukaan cocoon di Gudang Duyungan, Surakarta. Dalam pembukaan tersebut, terlihat tidak ada perubahan kualitas dari sisi warna, bau, dan penampakannya.
Cocoon berbentuk bahan serupa plastik yang akan menyungkup beras untuk menjaga kualitasnya pada waktu tertentu. Metode ini merupakan cara menyimpan beras dan biji-bijian dengan cara menjaga kadar CO2 pada titik tertentu dan meminimalisir oksigen.
Dengan kontrol CO2 dan oksigen yang minimal, tidak ada kesempatan bagi hama untuk hidup dan mengganggu atau menurunkan mutu beras. Selain itu, penyimpanan ini dinilai ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimiawi.
Selama tersimpan dalam plastik cocoon, spraying dan fumigasi dengan bahan kimia tidak perlu dilakukan. Dengan demikian, Bulog dapat menghemat pemgeluaran biaya perawatan beras.
Di sisi lain, hama yang biasa muncul pada bulan kedua atau ketiga saat penyimpanan, terlihat tidak bisa berkembangbiak. "Sementara kemasan karung pembungkus masih nampak bagus dan rapi," ujarnya.
Oleh karena itu, Bulog optimistis penugasan menjaga stok beras dapat dilakukan dengan baik dengan menggunakan cocoon. Uji coba ini baru dilaksanakan di Surakarta, Surabaya, Cirebon dan Makassar.
Ke depan, metode ini akan menjadi bagian dari pelayanan Bulog. Dengan demikian, stok pangan dapat dijaga pada jumlah yang aman dan dalam jangka waktu yang lebih lama.
Ke depan, metode ini akan menjadi bagian dari pelayanan Bulog. Dengan demikian, stok pangan dapat dijaga pada jumlah yang aman dan dalam jangka waktu yang lebih lama.
Reporter: Rizky Alika
Editor: Agustiyanti