Perang Dagang, Surplus RI ke AS Naik Tapi Defisit ke Tiongkok Bengkak

ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA
Ilustrasi. Neraca perdagangan Indonesia dengan AS mengalami kenaikan surplus pada Juli 2019. Sedangkan dengan Tiongkok, defisit perdagangan kian dalam.
15/8/2019, 16.06 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor dan impor pada Juli 2019 turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, antara lain akibat terimbas perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.  Adapun neraca dagang nonmigas Indonesia dengan Amerika Serikat (AS)  mengalami kenaikan surplus sebesar US$5,7 miliar, sedangkan dengan Tiongkok defisit kian dalam mencapai US$11,05 miliar. 

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan neraca dagang nonmigas Indonesia dengan AS pada Januari-Juli 2019 sebesar US$5,7 miliar, naik dibandingkan periode yang  sama tahun lalu sebesar US$4,71 miliar.

"Surplus kita sekarang US$5,17 miliar ke AS. Kita harapkan Presiden Trump tak terlalu memperhatikan," ujarnya saat konferensi pers di kantornya, Jakarta (15/8).

Di sisi lain, menurut dia, defisit neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok semakin dalam dari US$ 10,3 miliar pada Januari-Juli 2019 menjadi US$11,05 miliar. 

(Baca: Neraca Perdagangan Juli 2019 Kembali Defisit US$ 60 Juta)

"Dengan Tiongkok defisitnya menjadi dalam sekali hingga US$11,05 miliar. Angka kumulatifnya lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun 2018," ucap dia.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria