Kementan Proyeksi Jumlah Pemotongan Kurban Tahun Ini Naik 10%

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi pedagang hewan kurban di Johar, Jakarta Pusat.
11/8/2019, 11.43 WIB

(Baca: Presiden Jokowi dan Ibu Negara Salat Idul Adha di Kebun Raya Bogor)

Sedangkan sapi yang termasuk dalam rumpun lokal, di antaranya sapi Sumba Ongole (SO), Peranakan Ongole (PO), dan rumpun sapi lainnya yang telah beradaptasi dan dikembangkan dengan baik dengan kondisi lokal.

"Keberagaman rumpun sapi potong asli tersebut, menjadi modal dasar bagi Indonesia dalam memproduksi daging sapi untuk kebutuhan masyarakat," ujarnya.

Pemerintah, menurutnya, telah mengambil kebijakan dalam pegembangan dan perbaikan mutu genetik ternak sapi potong untuk memenuhi kebutuhan pelaku usaha terhadap ternak sapi potong yang memiliki persentase karkas yang tinggi dan produktivitas yang efisien.

Ia melanjutkan, kebijakan pengembangan ternak sapi potong di Indonesia yang telah dilakukan pemerintah yakni dengan pemurnian genetik ternak sapi potong. Kementan memiliki empat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) untuk sapi potong, yakni BPTU Indrapuri di Aceh, BPTU Padang Mangatas di Sumatera Barat, BPTU Sembawa di Sumatera Selatan, dan BPTU Sapi Bali di Bali.

(Baca: Permintaan Hewan Kurban pada Idul Adha Tahun Ini Diprediksi Naik 5%)

"Untuk mendukung perkembangan sapi potong di Indonesia, Kementan juga memiliki dua Balai Inseminasi Buatan nasional (BBIB Singosari dan BIB Lembang), dan 1 Balai Embrio Transfer (BET Cipelang)," ujarnya.

Hanya, ia enggan menjelasan rincian harga kenaikan hewan kurban tersebut. "Kami di Dirjen PKH sebenarnya fokus mengurus produksi. Yang mengurusi harga ada di Perdagangan. Di Direktur Bapokting," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur