PT Krakatau Steel Tbk bersiap melakukan pemisahan (spin-off) usaha. Ke depan, perusahaan BUMN ini membuka peluang menjual lini usaha yang dianggap tidak utama. Langkah ini merupakan bagian dari upaya perusahaan melunasi utang ke sejumlah kreditur.
Dengan spin-off, perusahaan berkode saham KRAS tersebut bakal memiliki tiga kelompok bisnis, yaitu iron and steel making, long product, dan hot strip mill and rolling mill. Targetnya, spin off selesai dalam 1-2 bulan ke depan.
“Kami akan melakukan spin-off untuk pabrik-pabrik yang saat ini menempel di induk," kata Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim di kantornya, Jakarta, Senin (17/6).
(Baca: Kreditur Bank BUMN Setujui Skema Restrukturisasi Utang Krakatau Steel)
Spin-off ini diharapkan mendorong produktivitas, efisiensi, dan peningkatan key performance index perusahaan. Saat ini, Krakatau Steel dibantu konsultan independen tengah mengkaji rencana spin-off tersebut. Tujuannya, melihat implikasi-implikasi yang perlu dimitigasi dan diantisipasi.
Silmy menyatakan belum bisa membeberkan total aset yang hendak dipisahkan. Sebab, hal itu masih dalam tahap pengkajian. “Ini kan baru bocoran," ujarnya.
(Baca: Sebelum Masuk Holding BUMN Tambang, Krakatau Harus Selesaikan Utangnya)
Ke depan, pihaknya membuka peluang menjual lini usaha yang tidak sejalan dengan inti bisnis atau usaha pendukung. Menurut dia, beberapa lini memang perlu ditata agar lebih optimal. Bila lini tersebut tidak memiliki daya saing yang tinggi maka tidak ada alasan untuk mempertahankannya.
(Baca: Krakatau Steel Jual Anak Usaha untuk Selesaikan Utang Rp 31 Triliun)
Menurut dia, akan lebih bagus jika lini usaha tersebut dimiliki perusahaan BUMN lain yang sebidang atau dilepas ke swasta. Adapun Krakatau Steel akan melepas kepada pihak yang memberikan keuntungan lebih besar.
"Kami sadar resources ada batasnya, fokus juga ada batasnya. Kami mesti lakukan supaya semuanya bisa efisien, produktivitas meningkat, dan memiliki masa depan yang menjanjikan," kata Silmy.