Pupuk Indonesia Group mencatat penjualan pupuk sebanyak 2,95 juta ton sepanjang triwulan I 2019. Angka tersebut sedikit lebih rendah dari target penjualan yang dipatok sebesar 3,11 juta ton.
Kepala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana mengatakan, pupuk bersubsidi menyumbang sebagian besar penjualan perseroan dengan capaian sebesar 2,34 juta ton.
"Sebagai perusahaan milik Negara yang berperan sebagai penyedia pupuk, kami berkomitmen untuk memenuhi produktifitas pangan dalam Negeri dengan mengutamakan pemenuhan kebutuhan pupuk bersubsidi dan kebutuhan Nasional," kata Wijaya melalui siaran resmi, Rabu (15/5).
(Baca: Produksi Pupuk Indonesia Kuartal I 2019 Berhasil Melampaui Target)
Sedangkan, penjualan pupuk lainnya, yaitu non-subsidi untuk keperluan dalam negeri tercatat sekitar 399 ribu ton serta ekspor 206 ribu ton.
Berdasarkan jenis produk, pupuk urea menyumbang sebagian besar penjualan di triwulan pertama. Perusahaan mencatat, penjualan urea bersubsidi mencapai 1 juta ton dan 538 ribu ton untuk jenis urea komersil, diikuti oleh pupuk jenis lain seperti SP-36, ZA, NPK dan lainnya.
“Stok pupuk urea juga diproritaskan untuk memenuhi kebutuhan subsidi di beberapa wilayah yang biasanya akan mengalami peningkatan di musim tanam," katanya.
(Baca: Musim Panen Raya, Nilai Tukar Petani Turun 0,49%)
Pupuk Indonesia Grup juga mencatat penjualan ekspor urea sebesar 176 ribu ton. "Secara total, ekspor kami telah mencapai 206 ribu ton hingga Maret untuk jenis Urea, ZA dan NPK," kata Wijaya.
Sepanjang tahun ini, Pupuk Indonesia Grup menargetkan penjualan 13,0 juta ton, untuk jenis subsidi maupun non-subsidi.