Sebanyak 43 pengusaha anggota organisasi high-impact entrepreneurship Endeavor Indonesia membukukan pendapatan sebesar USD 2,2 miliar atau sekitar Rp 31,5 triliun. Organisasi tersebut menginspirasi lebih banyak pelaku bisnis lainnya.
Endeavor telah menyelenggarakan lebih dari 50 acara dengan total peserta hampir 8 ribu. “Kami akan terus mendorong entrepreneur produktif melalui gerakan high-impact entrepreneurship , sehingga dapat terus menyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan,” ujar Chairman Endeavor Indonesia Harun Hajadi di Senayan, Jakarta, Rabu (20/3).
Apalagi, Harun melanjutkan, berdasarkan Impact Report Endeavor Indonesia tahun 2016- 2018, terdapat 10.100 pekerjaan berkualitas yang berhasil diciptakan dari 35 perusahaan yang dijalankan oleh 43 Endeavor Entepreneurs (EE).
Sementara, berdasarkan data Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2018 menyebut bahwa sekitar setengah dari populasi Indonesia adalah penduduk di bawah 30 tahun. Sementara, populasi usia kerjanya tumbuh sekitar dua juta per tahun.
(Baca: Kemenperin Luncurkan Indeks Kesiapan Industri, INDI 4.0)
Harun melanjutkan, dengan meningkatnya jumlah populasi usia kerja, maka Indonesia membutuhkan lebih banyak lapangan pekerjaan. “Itulah sebabnya kami membantu entrepreneur mengakselerasi pertumbuhan mereka dan melipatkgandakan dampaknya untuk memberikan akses ke pasar dan pakar industrti sebagai mentor, akses ke permodalan, dan edukasi,” ujarnya.
Tercatat, Endeavor telah memilih dan mendukung lebih dari 1.800 entrepreneur di seluruh dunia dan 43 di antaranya berasal dari Indonesia. Endeavor Entrepreneur tersebut dipilih secara ketat dari ribuan kandidat karena potensinya berdampak besar terhadap transformasi industri, komunitas, bahkan negara.
CEO Landscape Indonesia dan Mentor Endeavor Agus Sari mengatakan, selama bergabung di Endeavor, ia bertemu dengan banyak entrepreneur yang menginspirasi di jaringannya. “Lewat pendampingan, jaringan dan konektivitas sangat penting untuk mewujudkan ekosistem yang lebih mendukung bagi entrepreneur agar tumbuh dan mengakselerasi bisnis mereka,” ujarnya.
(Baca: Produksi Batik dan Tenun Serap Lebih dari 70 Ribu Tenaga Kerja)
Sementara itu, Co-Founder dan Presiden Bukalapak Fajrin Rasyid mengatakan, perusahaannya telah bertransformasi dari sebuah e-commerce menjadi bisnis lifestyle yang komprehensif. Apalagi, setelah memasuki tahun ketiganya di Endeavor, ia berharap dapat terus berinovasi untuk mengikuti perkembangan industri yang semakin dinamis.
“Setelah bergabung, kami memiliki banyak kesempatan untuk berbagi pengalaman dan keahlian kami dengan entrepreneur lainnya, yang mana ini sejalan dengan misi kami untuk mengembangkan kewirausahaan,” ujar Fajrin.
Endeavor Indonesia sudah berdiri sejak tujuh tahun yang lalu dan telah menyeleksi lebih dari 3 ribu entrepreneur. Sementara, Endeavor pusat berdiri sejak tahun 1997 dan memiliki perusahaan yang tersebar di lebih dari 34 negara di Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika Utara, Afrika Selatan, Asia, dan Eropa.