RI Tingkatkan Penetrasi Produk Minyak Kelapa Sawit ke Mesir

ANTARA FOTO/Rahmad
Pekerja merontokkan buah kelapa sawit dari tandannya di Desa Sido Mulyo, Aceh Utara, Aceh, Kamis (26/10). Para pekerja manyoritas kaum perempuan mengaku, dalam sehari mereka mampu memisahkan dan merontokkan biji kelapa sawit sebanyak 250 kilogram dengan upah Rp200 per kilogram atau menerima upah Rp.50 ribu perhari.
14/3/2019, 21.22 WIB

Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) terus berupaya meningkatkan hubungan dagang dan kinerja ekspor dengan negara lain, salah satunya dengan Mesir.

Upaya peningkatan hubungan dagang dengan Mesir sudah dilakukan sejak 2017 lalu dan telah berhasil memfasilitasi kontrak dagang antara perusahaan induk perkebunan PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) III (Persero) dan PT. Chita Agri Indonesia dengan salah satu perusahaan pengolahan dan distribusi minyak sawit Mesir Oleo Misr Co.

Direktur Jenderal PEN Arlinda mengatakan peluang ekspor kelapa sawit Indonesia masih cukup besar. Apalagi, permintaan dan kebutuhan komoditas ini untuk pasar Mesir masih sangat tinggi. Pada 2018 ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke Mesir mencapai 919.460 ton dengan nilai lebih dari US$ 560 juta. Apalagi ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke Mesir cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

“Meskipun Indonesia masih mendominasi pasar Mesir hingga 97 persen, kami yakin volume ekspor sawit masih dapat terus ditingkatkan,” kata Arlinda dalam keterangan tertulis yang diterima Katadata, Jakarta, Kamis (14/3).

(Baca: Efek Negosiasi AS-Tiongkok, Permintaan Sawit Tahun Ini Bakal Turun)

Pada kontrak dagang tersebut Perkebunan PTPN III (Persero) akan menyuplai minyak kelapa sawit sebesar 10.000-16.000 metrik ton per bulan, sedangkan PT. Chita Agri Indonesia akan menyuplai minyak kelapa sawit sebesar 4.000-5.000 metrik ton per bulan. Dengan estimasi harga minyak kelapa sawit US$ 5.000 per metrik ton, maka potensi transaksi yang akan dihasilkan kedua perusahaan tersebut mencapai US$ 130 juta.

Arlinda optimistis, kedekatan hubungan Indonesia-Mesir akan membantu Indonesia dalam meningkatkan penetrasi minyak kelapa sawit ke pasar Mesir. Selain itu, Mesir dapat dijadikan sebagai hub untuk memasarkan produk minyak kelapa sawit Indonesia ke Afrika.

Atase Perdagangan Kairo Irman Adi Purwanto Moefthi mengatakan kerja sama dan kontrak dagang dengan Oleo Misr dikarenakan supplai minyak kelapa sawit Indonesia melimpah dan dari sisi kualitas telah memenuhi uji mutu standar internasional. “Diharapkan produk turunan minyak sawit lainnya dapat juga dipasarkan dan menembus pasar Mesir,” kata Irman.

Kesepakatan kontrak dagang ini dilakukan dengan penandatangan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding/ MoU) antara perusahaan Indonesia dengan perusahaan Mesir. Penandatanganan ini dilakukan di sela kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kemendag di Hotel Shangri La, Jakarta, pada Selasa (12/3). 

(Baca: Terbitkan Aturan Baru, Sri Mulyani Rombak Skema Pungutan Ekspor Sawit)

Adapun penandatanganan MoU ini difasilitasi oleh Kemendag bersama Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI). MoU ini ditandatangani oleh Direktur Pemasaran Perkebunan PTPN III (Persero) Kadek K Laksana, Direktur PT Chita Agri Indonesia Machiko Nacih Surjadi, dan CEO Oleo Misr Co. Mohamed Hussein Radwan.

Turut hadir menyaksikan penandatanganan kerjasama ini Direktur Jenderal PEN Arlinda, Atase Perdagangan Kairo Irman Adi Purwanto Moefthi, perwakilan DMSI, Gabungan Perusahaan Perkebunan Indonesia (GPPI), Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), Desa Emas, serta perwakilan Economic Counsellor Kedutaan Besar Republik Arab Mesir di Jakarta.

Reporter: Rizka Gusti Anggraini