Pengoperasian Kawasan Industri Kendal (KIK) di Jawa Tengah merangsang geliat ekonomi di kelompok industri ringan penghasil barang siap pakai, seperti furnitur. Bisnis furnitur di provinsi ini menyumbang 57 persen dari total ekspor produk furnitur.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menuturkan, bidang usaha furnitur termasuk sektor strategis untuk menopang perekonomian. Pasalnya, bisnis ini bersifat lantaran padat karya dan berorientasi ekspor.
"Kami bertekad untuk terus memacu kinerja ekspor furnitur. Apalagi dengan potensi bahan baku yang kita miliki," tuturnya usai peresmian Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu, di Jawa Tengah, Kamis (10/1).
Kemenperin mencatat selama Januari - Oktober 2018, neraca perdagangan produk furnitur nasional surplus sebesar US$ 99,1 juta dengan nilai ekspor menembus US$ 1,4 miliar. Pencapaian ini naik 4,83 persen secara year on year.
"Indonesia satu dari sepuluh negara yang memiliki hutan terluas di dunia dengan 46,46 persen wilayah Indonesia merupakan kawasan perhutanan," ujar Airlangga. (Baca juga: Incar 3 Kawasan, Pemerintah Dorong Ekspor Industri Strategis)
Pemerintah berupaya mengoptimalkan potensi industri furnitur melalui beberapa kebijakan, yaitu program bimbingan teknis produksi, fasilitasi sistem verifikasi dan legalitas kayu (SVLK), serta promosi dan pengembangan akses pasar.