Konsultan Properti Sebut Bisnis Retail Tumbuh Ditopang Mal Baru

Arief Kamaludin | Katadata
Sejumlah pembeli berbelanja di Pasar Swalayan Tip Top, Jakarta, Senin, (21/07). Jelang Iedul Fitri 1435 H, masyarakat menyerbu pusat perbelanjaan untuk mendapatkan potongan harga untuk produk-produk retail.
Penulis: Dini Hariyanti
10/1/2019, 05.00 WIB

(Baca juga: Peluang Bisnis Waralaba Kuliner Olahan Ayam Belum Jenuh)

Sementara itu, Pengamat Properti Anton Sitorus sempat mengutarakan pendapat berseberangan dengan Colliers International Indonesia. Menurutnya, perdagangan elektronik (e-commerce) berdampak kepada penurunan permintaan ruang mal.

Dengan kata lain, imbuhnya, retail konvensional menjadi kurang diminati lantaran tergusur kanal belanja daring. "Kalau ada pemilik mal atau pusat belanja di Jakarta yang menyebut e-commerce bukan ancaman, namun data menunjukkan sebaliknya ruang kosong mencapai 10 persen sampai 20 persen dalam dua tahun terakhir," katanya.

Anton yang juga menjabat sebagai Kepala Riset dan Konsultasi Savills Indonesia menuturkan, ruang kosong di pusat belanja bisa langsung disaksikan pengunjung. Tak jarang ditemui penyewa menutup toko dengan alasan renovasi atau pembenahan barang.

Padahal, imbuh dia, ruang pusat belanja dalam beberapa tahun terakhir ini belum ada penambahan. Satu tambahan yang akan masuk adalah SOHO Pancoran. (Baca juga: Gandeng Mitra Lokal, Sarinah Akan Kembangkan Gerai di Arab Saudi)

Halaman:
Reporter: Antara