Jelang Malam Pergantian Tahun, Harga Bahan Kebutuhan Pokok Stabil

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Penampakan cabai di pasar Benhil, Jakarta Pusat (18/12). Jelang Perayaan Natal dan Tahun Baru 2019 mendatang, persediaan sayur mayur hingga buah untuk di Jabodetabek normal.\
Penulis: Ekarina
31/12/2018, 12.38 WIB

Harga beberapa barang kebutuhan pokok di beberapa pasar tradisional menjelang malam pergantian tahun terpantau stabil. Hal ini salah satunya disebabkan oleh ketersediaan stok bahan pokok yang cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan pembeli.

Di pasar Sidodadi Kleco, Solo, Jawa Tengah, misalnya harga beberapa barang kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, daging, telur, dan komuditas sayuran, ditawarkan terpantau stabil. Bahkan, persediaan barang di pedagang di Pasar Sidodadi relatif cukup, karena pasokan dari tingkat distributor berjalan lancar.

Sidiq (40), salah satu pedagang sembako di Pasar Sidodadi, mengatakan, harga beras ditawarkan stabil antara Rp10.000 per kilogram hingga Rp12.500 per kg, telur ayam Rp26.000 per kg, minyak goreng Rp11.000 per kg, dan gula pasir Rp11.000 per kg. 

(Baca: Mendag Minta Bulog Pasok Beras Medium ke Pasar untuk Tekan Harga)

Menurut dia, stabilnya harga beberapa barang kebutuhan pokok tersebut karena stok barang di pasar mencukupi. Bahkan, persediaan di pedagang relatif melimpah, dan belum ada perubahan harga. "Saya memprediksi sejak liburan Natal hingga menyambut Tahun Baru 2019 tidak ada perubahan harga," katanya.

Marsiyem (38), seorang pedagang lainnya di pasar yang sama, menjelaskan harga daging ayam di pasar ini, rata-rata dijual Rp34.000 per kg, meski sempat naik hingga Rp38.000/kg pada pekan lalu. "Harga daging ayam stabil pada Rp34.000 per kg, dan permintaan pembeli sedikit ada peningkatan," kata Marsiyem.

Harga daging sapi dan kambing di Pasar Sidodadi juga dijual stabil. Untuk daging sapi kualitas baik dijual Rp110.000 per kg, kualitas dua Rp105.000 per kg, sedangkan daging kambing dijual hanya Rp80.000 per kg.

Sementara itu, beberapa komoditas sayuran tampak ada kenaikan, terutama yang cukup menonjol yakni cabai rawit merah dijual Rp50.000 per kg. Hal ini, karena pasokan barang ke pasar cenderung berkurang.

Tatik (46), pedagang di Pasar Sidodadi Solo, mengatakan, harga cabai rawit merah sempat dijual hingga Rp50.000 per kg. Tetapi setelah pasokan lancar harga kembali turun tiga hari terakhir ini, yakni Rp40.000 per kg.

Kenaikan harga sayuran juga terjadi di pasar tradisional Kota Ambon. Harga cabai rawit sedikit bergerak naik, Rp55.000 menjadi Rp60.000 per kg

"Bahkan ada pedagang yang berani menaikkan harga hingga mencapai Rp65.000 per kg, dan eceran Rp5.000 per tumpuk kecil," kata Udin pedagang di Pasar Mardika Kota Ambon.

(Baca: Pemerintah Berencana Impor 256 Ribu Ton Daging Sapi Tahun Depan)

Yang masih bertahan dan bervariasi, lanjutnya, hanya cabai keriting yang hingga kini harganya berkisar antara Rp35.000 hingga Rp40.000 per kg.

Menurut Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, per 31 Desember 2018 rata-rata harga komoditas pangan seperti daging sapi kualitas 1 dan kualitas 2, minyak goreng kemasan bermerek, gula pasir kualitas premium relatif stabil.  Termasuk juga di antaranya, untuk jenis beras medium II cenderung stabil mendekati HET beras di tingkat pengecer sebesar Rp 9.450 per kg. Namun untuk jenis kualitas beras medium I terlihat ada kenaikan.

Sementara itu, untuk harga daging ayam segar  pada rata-rata wilayah masih berada di bawah Rp 40 ribu per kg atau masih mendekati HET daging ayam ras per kg ditetapkan maksimal Rp33.000 - Rp 34.000 per kg. 

Adapun beberapa komoditas seperti bawang putih, cabai rawit hijau, cabai rawit merah, minyak goreng curah dan gula pasir lokal memang terlihat terjadi lonjakan. 

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam kunjungannya ke pasar di Wonosobo, Jawa Timur akhir pekan lalu menyatakan Perum Bulog perlu meningkatkan penyediaan beras kualitas medium di pasar-pasar tradisional. Ini dilakukan untuk memenuhi permintaan masyarakat yang cukup tinggi terhadap beras kualitas medium sehingga harganya pun relatif naik.

"Saya tidak menemukan beras Bulog ada di sini, kami akan menghubungi Bulog Subdivre Kedu untuk mengirim ke sini," katanya usai memantau persediaan dan harga kebutuhan pokok di Pasar Kertek, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Jumat (28/12).

Dari hasil kunjungannya, Enggar menyatakan menemukan fakta menarik. Beras jenis premium di pasar tersebut dijual seharga Rp 12.000 per kilogram, di bawah harga eceran tertinggi (HET) beras premium saat ini dipatok sebesar Rp 12.850 per kilogram. Sementara beras medium justru dijual di atas Rp 10.000 per kilogram dari HETnya saat ini seharga Rp 9.450 per kilogram. Ini menandakan, permintaan beras medium cukup tinggi.

Sementara itu, pada Kamis (27/12) kemarin, Presiden Joko Widodo juga telah memanggil sejumlah menteri dan pejabat Bulog ke Istana Negara untuk membahas mengenai kenaikan harga beras yang terjadi sejak tiga minggu terakhir. Dalam pertemuan itu, Jokowi menginstruksikan Bulog menggencarkan operasi pasar untuk menstabilkan harga beras.

(Baca: Harga Beras Naik, Jokowi Instruksikan Bulog Gelar Operasi Pasar)

"Presiden menginstruksikan Bulog menggelar operasi pasar lebih gencar lagi untuk menekan harga agar stabil." kata Darmin usai rapat tersebut.

Menurutnya, harga beras memang naik dalam beberapa waktu terakhir. Namun, kenaikannya tak terlalu signifikan atau hanya sekitar 0,4% untuk jenis medium dan 0,04% untuk beras premium.Karenanya, untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan harga yang besar, Jokowi meminta harga beras dapat ditekan dalam satu hingga dua bulan ke depan melalui operasi pasar. Adapun fokus operasi pasar akan digelar di seluruh Indonesia, dimulai dari Jakarta.

Reporter: Antara