Konsumsi Ikan 2019 Diprediksi Capai 54,49 Kg per Kapita

Donang Wahyu|KATADATA
Nelayan melakukan bongkar muat ikan tuna dan cakalang di pelabuhan Bitung, Sulawesi Utara.
Penulis: Ekarina
17/12/2018, 17.53 WIB

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkirakan angka konsumsi ikan pada 2019 bisa mencapai 54,49 kilogram/kapita. Target ini diharapkan tercapai seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap komoditas pangan bernilai gizi tinggi. 

Sekretaris Jenderal KKP Nilanto Perbowo mengatakan angka konsumsi ikan nasional setiap tahun relatif  meningkat. Pada tahun ini, realisasi konsumsi ikan  diperkirakan telah melampaui target yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

"Angka konsumsi ikan tahun 2018 adalah 50,69 kg/kapita, sedikit lebih tinggi dari target yaitu 50,65 kg/kapita," kata Sekretaris Jenderal KKP Nilanto Perbowo di kantor KKP, Jakarta, Senin (17/12).

(Baca: KKP Sebut Produksi Perikanan Cukup untuk Penuhi Kenaikan Konsumsi 11%)

Pihaknya menyatakan optimistis bahwa pada akhir tahun 2019, angka konsumsi ikan bisa kembali meningkat hingga sebesar 54,49 kilogram/kapita. Tingkat konsumsi ikan nasional memiliki kecenderungan selalu naik setiap tahun, terutama bila merujuk kepada data sepanjang lima tahun terakhir.

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Rifky Effendi Hardijanto menngatakan, sepanjang 5 tahun terakhir, target konsumsi ikan per kapita tahunnya selalu meningkat, yaitu pada 2014 sebesar 38,14 kilogram (kg) per kapita, tahun 2015 sebesar 40,9 kg per kapita, tahun 2016 sebesar 43,88 kg per kapita, tahun 2017 sebesar 47,12 kg per kapita, dan tahun 2018 sebesar 50 kg per kapita per tahun tahun dan untuk tahun 2019, target konsumsi perikanan nasional menjadi 54,49 per kapita per tahun.

(Baca : Menteri Susi: Efisiensi Logistik Dorong Kenaikan Ekspor Produk Ikan)

"Kita jangan sampai kalah dengan negara tetangga, Malaysia konsumsi ikannya mencapai 70 kg per kapita per tahun, dan Singapura 80 kg per kapita per tahun, dan Jepang mendekati 100 kg per kapita per tahun," paparnya.

Peningkatan konsumsi ikan diharapkan bisa menekan kasus gizi ganda (kelebihan dan kekurangan gizi), stunting (bayi lahir pendek) dan beberapa kasus lain yang erat kaitannya dengan masalah pangan dan gizi.

(Baca : Ekspor Patin Merosot 52,22%, KKP: Permintaan Domestik Tinggi)

Untuk itu,  makan ikan diharapkan mampu menjadi solusi atas masalah dalam mendukung ketersediaan sumber pangan bergizi bagi masyarakat.

"Ikan merupakan komoditas pangan yang mudah didapat di Indonesia, disamping itu harganya juga terjangkau. Dan selain itu juga mempunyai kandungan gizi yang tinggi terutama kandungan protein dan omega 3. Makanya mari budayakan makan ikan," tegas Dirjen Penguatan Daya Saing KKP.

Reporter: Antara