Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Presiden Rusia Vladimir Putin membantunya mengatasi kampanye hitam terhadap produk minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) Indonesia di Eropa. Indonesia juga akan meningkatkan kerja sama dengan Rusia di bidang perdagangan.
"Kami memohon dukungan dan promosi kampanye positif CPO Indonesia," kata Jokowi dalam pertemuannya dengan Presiden Putin di Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN, di Singapura, Rabu (14/11). Jokowi menyambut baik kenaikan perdagangan Indonesia dengan Rusia sebesar 14,3% pada 2017 dengan nilai US$ 2,5 miliar atau Rp 32,5 triliun. Presiden berharap target perdagangan dengan negeri Beruang Merah senilai US$ 5 miliar atau sekitar Rp 75 triliun dapat tercapai pada 2020.
Pada kesempatan tersebut, Jokowi juga menyampaikan niatnya untuk meningkatkan perdagangan dengan negara Eropa Timur lainnya. Oleh sebab itu, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut meminta Rusia selaku Ketua Negara-Negara Eropa Timur dan Asia Tengah (EAEU) membantu perundingan perdagangan dengan EAEU. Beberapa komoditas yang dapat diekspor ke Rusia adalah produk perikanan dan buah tropis. "Utamanya menanggapi prosedur pengajuan yang disampaikan Indonesia sejak 2017," kata Jokowi.
(Baca: Rusia Bantu Indonesia Lawan Kampanye Hitam Sawit Uni Eropa)
Adapun di bidang lainnya, ASEAN juga mendorong peningkatan kerja sama dengan Rusia, seperti di bidang penanganan bencana, pendidikan, budaya, pemuda, pariwisata, dan kesehatan. Khusus di bidang penanganan bencana, Presiden Jokowi meminta agar kesepakatan ASEAN dan Rusia untuk segera diselesaikan.
Selain itu terkait penyelesaian keamanan stabilitas kawasan, seperti Semenanjung Korea, Palestina, dan Suriah, Jokowi menyampaikan ASEAN dan Rusia dapat berkontribusi dengan kerja sama erat. "Saya berkeyakinan kemitraan ini dapat berkontribusi menyelesaikan masalah global," kata dia.
Dengan kemitraan itu, ASEAN dan Rusia perlu menyelesaikan program kerja yang tertuang dalam Rencana Aksi ASEAN-Rusia 2016-2020. Di bidang ekonomi, Jokowi mengungkapkan, perdagangan ASEAN dan Rusia pada 2017 lalu meningkat hingga hampir 40%. Volume perdagangan tersebut mencapai angka US$ 16,7 miliar sementara nilai investasi Rusia di ASEAN mencapai US$ 40 juta. "Kita perlu berupaya meningkatkan nilai perdagangan ini dengan memanfaatkan potensi kerja sama ekonomi yang ada," kata Jokowi.
(Baca: Pengusaha Rusia Minta RI Bangun Kantor Perwakilan Perdagangan Sawit)