PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mengantongi laba bersih senilai Rp 1,06 triliun pada kuartal III 2018, tumbuh 38,57% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 762 miliar. Pertumbuhan laba bersih perseroan didorong oleh penjualan Wika, khususnya di sektor infrastruktur.
Berdasarkan laporan keuangan, penjualan Wika mencapai Rp 21 triliun pada kuartal III 2018, meningkat sebesar 32,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 15,88 triliun. Penjualan ini belum termasuk proyek-proyek Kerja Sama Operasi (KSO).
Direktur Utama Wika Tumiyana mengatakan, kontribusi penjualan terbesar datang dari sektor infrastruktur dan gedung. Lalu, diikuti oleh sektor industri, energi dan industrial plant, serta properti. Perseroan juga mencatatkan kenaikan aset sebesar 42,05% menjadi Rp 56,9 triliun pada kuartal III 2018.
Tumiyana mengatakan, kinerja Wika selama kuartal III 2018 menunjukkan perusahaan sudah berada di jalur yang ditentukan dan berpotensi untuk terus tumbuh. "Kami bersyukur Wika dipercaya untuk menangani berbagai proyek strategis sehingga ruang Wika untuk berkembang masih sangat luas,” ujar Tumiyana.
Wika juga menambah portofolio kontrak baru dengan terpilihnya perusahaan untuk menggarap proyek Bendungan Randugunting di Kabupaten Blora, Jawa Timur. Selain itu, perusahaan juga mendapatkan mandat untuk menggarap proyek Bendungan Tiga Dihaji paket 4 di Sumatera Selatan.
(Baca: Jokowi Sebut Wika Akan Bangun 2.000 Rumah di Namibia)
Ekspansi ke Taiwan
Selain di dalam negeri, Wika juga berekspansi ke luar negeri. Wika menggarap proyek di Taiwan yang ditandai dengan kerja sama joint operations dengan Dong–Pi Co., Ltd (Dong-Pi) untuk membangun jembatan yang melintasi Pulau Kinmen. Jembatan dengan panjang 5.400 m ini akan menghubungkan dua pulau di bawah teritori Taiwan yang berdekatan dengan Tiongkok, yaitu Pulau Kinmen Besar dan Pulau Kinmen Kecil.
Direktur Operasi Wika Destiawan Soewardjono menilai, ekpansi ini akan membawa dampak positif bagi perkembangan Wika di wilayah Asia Timur. "Menjejakkan kaki di Taiwan menjadi milestone Wika untuk semakin memperluas bisnisnya di kawasan Asia, khususnya Asia Timur," kata Destiawan.
Sebelumnya, Wika telah memiliki proyek yang sedang berjalan di luar negeri. Di antaranya, Clarin Bridge di Fillipina, Limbang Bridge di Malaysia, Lodgement di Aljazair, Residential Palace di Nigeria, Circular Railway Yangoon di Myanmar, dan Bandara Oecusse di Timor Leste.
(Baca: Wika Incar Proyek di Malaysia dan Filipina Senilai Rp 10 Triliun)