Didominasi Kesepakatan Investasi, Trade Expo Cetak Transaksi Rp 126 T

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Seorang wanita sedang membentang kain batik dalam acara Trade Expo Indonesia 2018. TEI merupakan ajang promosi tahunan berskala internasional yang menampilkan produk dan jasa Indonesia berorientasi pasar ekspor.
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
30/10/2018, 18.33 WIB

Penyelenggaraan Trade Expo Indonesia (TEI) 2018 berhasil mencetak transaksi mencapai US$ 8,45 miliar atau setara Rp 126,77 triliun. Nilainya lebih tinggi lima kali lipat dari target semula yang ditetapkan  sebesar US$ 1,5 miliar.

Menteri Perdagangan Enggartiasto menyatakan peningkatan transaksi berdasarkan kerja keras pemerintah dan pelaku usaha. "Semua pihak telah mendatangkan pembeli dan kontrak dagang yang potensial," kata Enggar dalam keterangan resmi, Selasa (30/10).

Transaksi dari sektor investasi sebesar US$ 5,55 miliar menjadi penyumbang terbesar  dari nilai transaksi yang dibukukan TEI 2018 diikuti transaksi produk sebesar US$ 2,73 miliar yang berasal dari transaksi produk barang sebesar US$ 1,42 miliar dan produk jasa senilai US$ 1,31 miliar. Adapun transaksi pariwisata mencetak transaksi sebesar US$ 170,5 juta.

(Baca:  Ditopang Arab Saudi, Trade Expo Hari Ketiga Cetak Transaksi Rp 913 M)

Enggar mengungkapkan, transaksi produk barang berasal dari transaksi Nota Kesepahaman (MoU) misi pembelian produk sebesar US$ 811 juta, transaksi langsung saat pameran US$ 470,65 juta, misi dagang lokal US$ 85,6 juta, business matching US$ 51,29 juta, dan Pameran Kuliner dan Pangan Nusantara US$ 680 ribu.

Menurutnya, banyak produk  dalam negeri yang diminati pembeli, antara lain dari sektor informasi dan teknologi, makanan olahan, produk-produk kimia, minyak kelapa sawit mentah (CPO), produk perikanan, serta kertas dan produk kertas. Sedangkan, negara-negara dengan nilai transaksi perdagangan keseluruhan terbesar yakni dicatat Arab Saudi, Jepang, Inggris, Mesir, dan Amerika Serikat.

“Perolehan transaksi ini membuktikan bahwa produk-produk nasional kita semakin diakui kualitasnya secara luas dan disegani sesuai selera pasar ekspor, ujar Enggar.

Dalam transkasi Pameran Kuliner dan Pangan Nusantara,  produk minuman anggur asal Bali juga berhasil mencatat MoU pembelian senilai US$ 10 ribu. Sementara itu, misi dagang lokal Provinsi Jawa Timur sukses menjual produk unggulan seperti gula semut, kunyit basah, bawang putih, manggis, lada putih, jambu merah, beras jagung, telur, arang batok kelapa, dan tepung tapioka.

 (Baca juga: Buka Trade Expo Indonesia, Jokowi: Gunakan Perang Dagang Jadi Peluang)

Sebanyak 1.160 perusahaan yang berpartisipasi dalam TEI 2018, lebih tinggi dari target 1.100 peserta. Jumlah peserta juga meningkat sebesar 5% dibanding peserta tahun lalu yang mencapai 1.108 peserta.

Dari sisi jumlah kunjungan juga tercatat terjadi peningkatan 1,6% yakni sebanyak 28.155 orang dari 132 negara, dibandingkan tahun lalu yang sebanyak 27.711 orang dari 117 negara. Jumlah pengunjung mancanegara juga mencapai 5.183 orang asal terbanyak dari Malaysia (371 pengunjung), Arab Saudi (312 pengunjung), Afghanistan (276 pengunjung), China (273 pengunjung), dan Jepang (239 pengunjung).

"Kami harap membantu potensi kerja sama lanjutan yang dapat meningkatkan kinerja ekspor nasional sehingga target ekspor 11% dapat tercapai,” katanya.

Reporter: Michael Reily