Pelemahan Rupiah Diprediksi Berimbas ke Industri Tekstil Dalam Negeri

Katadata | Arief Kamaludin
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
4/10/2018, 17.32 WIB

Menurutnya, pelemahan rupiah terhadap dolar AS saat ini sudah meningkat jauh di atas level psikologis pelaku usaha yang semula dipatok  sebesar Rp 13.500. Sehingga, pelaku usaha tidak bisa menahan harga lebih lama untuk menjaga daya beli masyarakat. Nilai penjualan tekstil di pasar dalam negeri saat ini ditaksir sekitar US$ 10 miliar.

Berbeda dengan asosiasi tekstil, produsen makanan minuman sebelumnya menyatakan masih berupaya menahan kenaikan harga jual produk hingga awal tahun depan. Produsen makanan minuman menyebut pihaknya terpaksa menahan kenaikan harga yang diperkirakan bisa mencapai 5%, untuk menjaga daya beli masyarakat, meski di satu sisi margin perusahaan bisa tertekan.

(Baca : Perjanjian Dagang Uni Eropa Bakal Naikkan Ekpor Tekstil 3 Kali Lipat)

“Atas permintaan pemerintah kami sementara tidak naikkan harga sampai awal tahun depan,” kata Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman, kemarin.

Pelemahan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS akan mendorong peningkatan biaya produksi industri mamin yang 70% di antaranya amsih bergantung dari impor. 

Meski beberapa produsen biasanya memiliki stok bahan baku. Namun menurutnya hal itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi hingga sebulan atau dua minggu jika sudah berbentuk produk jadi.

Halaman:
Reporter: Michael Reily