PT PP (Persero) merasa optimistis mampu mencapai target nilai kontrak baru 2018 sebesar Rp 49 triliun. Hingga Juli 2018, perseroan sudah berhasil mendapatkan kontrak baru senilai Rp 27,19 triliun atau 55% dari target tahun ini.
Rencana kontrak baru yang akan ditandatangani (pipeline) tahun ini mencapai Rp 31,8 triliun. Terdiri dari pekerjaan gedung senilai Rp 10 triliun, infrastruktur senilai Rp 9,8 triliun, dan proyek EPC (engineering, procurement, dan construction) senilai Rp 12 triliun. Untuk mencapai target hingga akhir tahun ini, perseroan hanya perlu mengejar Rp 21,8 triliun
Adapun, capaian kontrak baru pada Juli 2018 ini, dijelaskan oleh Agus, tumbuh sebesar 24% dibanding dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 21,86 triliun. Pencapaian kontrak baru tersebut terdiri dari kontrak baru induk perusahaan sebesar Rp 22 triliun dan anak perusahaan sebesar Rp 5,19 triliun.
“Manajemen optimistis target kontrak baru tahun ini akan tercapai,” kata Direktur Keuangan PT PP Agus Purbianto di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (29/8).
(Baca: PT PP, BUMN Pertama yang Terbitkan Surat Utang Abadi Rp 1 Triliun)
Perolehan kontrak baru dari BUMN mendominasi perolehan kontrak baru PP pada Juli 2018 dengan kontribusi sebesar Rp 13,01 triliun atau 48%, perolehan dari swasta sebesar Rp 10,01 triliun atau 37%, dan APBN sebesar Rp 4,17 triliun atau 15%.
Sedangkan, perolehan kontrak baru berdasarkan jenis atau tipe pekerjaan, yaitu gedung sebesar 40%, bandara sebesar 22%, jalan & jembatan sebesar 14%, dan Power Plant sebesar 9%. kontrak lainnya dikontribusi oleh sektor minyak dan gas sebesar 6% dan lain-Iain sebesar 9%.
Beberapa proyek besar yang berhasil diraih PP sampai dengan bulan Juli 2018, seperti Bandara Kulon Progo di Jawa Tengah sebesar Rp 5,58 triliun, perluasan apron Pelabuhan Udara Ngurah Rai di Bali sebesar Rp 1,36 triliun.