Pemerintah meminta Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) atau Bank Pembangunan Asia mengucurkan pinjaman untuk dua proyek infrastruktur. Keduanya adalah proyek transportasi massal berbasis rel serta energi baru terbarukan (EBT).

Hal ini dikatakan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro usai menerima Presiden AIIB Jin Liqun di kantornya, Jakarta, Rabu (29/8). Bambang beralasan pinjaman yang telah diberikan bank yang diinisiasi Tiongkok ini untuk Indoneisia masih kecil ketimbang ke negara lain.

Sebelumnya pemerintah telah mendapatkan pinjaman sebesar US$ 691 juta untuk membiayai pekerjaan sejumlah infrastruktur. Beberapa diantaranya adalah pengembangan irigasi dengan pinjaman US$ 250 juta dan proyek perbaikan lingkungan kumuh senilai US$ 216 juta. Kemudian pembiayaan kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) senilai US$ 100 juta, serta peningkatan operasional bendungan senilai US$ 125 juta.

“Jadi ada pembiayaan AIIB melalui pemerintah untuk angkutan massal rel dan energi yang lebih banyak ke swasta,” kata Bambang. (Baca: Garap 2 Infrastruktur, Pemerintah Kembali Dapat Utang dari AIIB)

Mantan Menteri Keuangan tersebut akan memfokuskan pinjaman AIIB masuk ke proyek kereta di kota besar. Sedangkan untuk pengembangan EBTKE, dirinya akan menitikberatkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm), hingga Pembangkit Listrik  Tenaga Panas Bumi (PLTP).

Selain itu dirinya juga membuka ruang pinjaman bank tersebut masuk dalam proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) hingga Pembiayaan Investasi Non Anggaran (PINA). Namun Bambang belum memperkirakan berapa nilai pinjaman yang akan diberikan AIIB.

(Baca: Pemerintah Tawarkan Proyek Kereta Luar jawa ke Bank Infrastruktur Asia)

Bappenas akan menyusun daftar proyek terlebih dahulu dan akan diselesaikan pada akhir tahun ini. Bambang juga mengklaim bahwa AIIB menyambut baik permintaan ini. Hanya saja bank tersebut meminta pemerintah menyelesaikan urusan sosial hingga lahan proyek yang akan dibiayai.

Maret lalu, delegasi AIIB juga sempat menyambangi Presiden Joko Widodo (Jokowi) Maret lalu. Dalam pertemuan tersebut Jokowi mengatakan salah satu kebijakan pertamanya adalah memberi dukungan untuk bergabung ke dalam bank pembiayaan tersebut.

(Baca: JBIC Tawarkan Sejumlah Skema Kerja Sama Proyek Infrastruktur)