Peran Perempuan Penting Dalam Meningkatkan Perekonomian

Katadata
Diskusi KatadataForum X Investing in Women: "Mendorong Partisipasi dan Peran Perempuan dalam Industri STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics) di Indonesia, Jakarta, Kamis (9/8)
Penulis: Safrezi Fitra
9/8/2018, 23.37 WIB

Keterlibatan perempuan dinilai cukup penting dalam peningkatan perekonomian negara. Peran perempuan sangat potensial dalam mengembangkan industri ilmu pengetahuan, teknologi, rekayasa dan matematika (Science, Technology, Engineering, and Mathematics/STEM).

Saat ini keterlibatan perempuan dalam industri tersebut masih jarang. Padahal, jumlah mahasiswa perempuan yang menggeluti bidang STEM tidak sedikit. Menurut laporan yang dirilis UNESCO pada 2015, terdapat pelajar perempuan di bidang Farmasi sebanyak 88%, Biologi 80,7%, Kedokteran 73%, Kimia 66,8%, Matematika 57,7%, dan Fisika 38,9%.

“Keterlibatan peran perempuan juga secara tidak langsung berpotensi meningkatkan perekonomian negara,” kata Indonesia Country Manager di Investing in Women. Dia menyampaikan hal ini dalam diskusi katadata.co.id bersama Investing in Women bertajuk “Mendorong Partisipasi dan Peran Perempan di Industri” di Hotel Aryaduta, Menteng, Kamis (9/8).

Merujuk pada laporan UNESCO, hanya terdapat 30% perempuan yang berkiprah di bidang STEM. Pada kesempatan yang sama, Vanny Narita, CEO PT Amonra, memaparkan faktor yang paling tidak mendukung bagi perempuan dengan anak untuk bekerja yakni terkait mobilitas. Tantangan lainnya, ada gap yang serius dalam kondisi ketika seorang perempuan bekerja lalu menemui siklus melahirkan dan perlu kembali bekerja lagi.

Dukungan pemerintah sangat diperlukan dalam mengatasi hal ini. “Supporting system seperti tempat menyusui sangat dibutuhkan. Di negara berkembang, biasanya supporting system-nya sangat baik. Misalnya memberikan enam bulan cuti bagi ibu melahirkan, menyediakan ruang menyusui, dan lainnya,” kata Vanny.

Terkait science communicators, dia mengatakan, masyarakat pada dasarnya memiliki keingintahuan  yang besar terhadap ilmu pengetahuan, sehingga para scientists perlu menyampaikan kepada masyarakat agar pandangan terhadap hasil penemuan sains diterima dengan baik.

Director Communications, Public Affairs and Sustainability PT L’Oreal Melanie Masriel mengatakan peran perempuan sangat berarti. “Di segala penjuru itu kita butuh perempuan, terutama di bidang STEM, peneliti, dan sebagainya,” kata Melanie.

Melanie juga menceritakan bahwa saat ini L’Oreal telah mendukung peningkatan peran perempuan dalam bidang STEM dengan memberikan beasiswa bagi perempuan yang mempelajari studi sains. Dukungan lainnya adalah program “Girl in Science” yang ditujukan bagi siswa perempuan dengan tema-tema yang menyenangkan untuk menunjukkan bahwa sains merupakan hal yang menyenangkan.

“Mudah-mudahan anak zaman sekarang (millenials) tidak hanya mau jadi blogger, instagrammer, tapi juga mau menjadi scientist”, lanjut dia.

Saat ini memang terdapat sebuah stereotype yang di dalamnya seolah-olah bidang STEM merupakan bidang yang tidak umum untuk digeluti oleh perempuan. Stereotype ini secara tidak langsung turut mengurangi kepercayaan diri perempuan untuk berkecimpung di dunia STEM. Harapannya, masyarakat secara bersama-sama mampu membelokkan stereotype tersebut dan mendukung perempuan untuk berkarya di dunia STEM.

Riset Kantar, kata Yogi Atlin, HR Bussiness Partner Kantar, menemukan bahwa baik perempuan maupun laki-laki memiliki keinginan yang sama untuk menggapai puncak karir. Hanya saja, seorang perempuan lebih banyak membutuhkan fleksibilitas untuk menyeimbangkan antara tanggung jawab dan ekspektasi sosial. Yogi menyebutkan, Kantar telah menginisiasi empat pilar kesetaraan gender. “Kebijakan yang pro-perempuan, kesempatan yang sama untuk perempuan, membantu meningkatkan kemampuan perempuan, dan menyediakan lingkungan kerja yang mendukung bagi perempuan,” ujar Yogi.

Sementara itu, sebagai family women, Yunita Dyah, Senior Reservoir Engineer di Premier Oil mengungkapkan bahwa wanita dalam kesehariannya perlu mengurus rumah, keuangan, memonitor perusahaan sekaligus kehidupan anak. “Enggak hanya itu, perempuan juga harus memikirkan akan menjadi apa anak kita di  masa depan,” ujar Yunita menambahkan.

Beberapa faktor, menurut Yunita, yang menjadi alasan wanita bekerja yakni adanya kebutuhan keuangan, passion, kebutuhan menggunakan otak secara optimal, dan perlunya membagi banyak pengalaman kepada anak-anak. “Dengan bekerja, seorang perempuan akan memiliki banyak cerita yang bisa dibagi pada anaknya,” ujar Yunita dalam pemaparannya. Bagi Yunita, yang terpenting dalam menjalankan hidup bagi perempuan adalah “Live simple and managable”.