Setelah 5 Tahun, Perjanjian Dagang Bebas ASEAN-Mitra Masih Terseok

Katadata
Aktivitas kapal di pelabuhan ekspor.
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
2/7/2018, 15.25 WIB

Pada pertemuan RCEP ini, Enggar juga menyampaikan ulasannya atas revisi ketiga penawaran tarif  dari seluruh peserta RCEP. Tujuannya agar komitmen tarif secara komersial bisa menguntungkan semua pihak. (Baca juga: Jokowi Dorong Kerja Sama Ekonomi RCEP Tuntas Tahun Ini)

Enggar  juga mengatakan, ada peningkatan dalam penawaran ketiga yang ditunjukkan oleh negara peserta, khususnya terkait tarif  ditargetkan untuk eliminasi. Namun, masih terdapat disparitas jumlah tawaran kepada negara peserta RCEP, khususnya untuk kesepakatan negara mitra.

Tim perunding juga dituntut untuk menyelesaikan semua isu yang bersifat teknis dan menyisakan isu politis pada kuartal ketiga 2018. Langkah strategis percepatan ini dinilai penting untuk menjaga kredibilitas RCEP, khususnya negara-negara ASEAN selaku pemrakarsa perundingan  di mata dunia internasional .

“Dengan langkah strategis, tim perunding diharapkan dapat menyelesaikan isu perundingan  terkait akses pasar, aturan, dan regulasi fasilitasi perdagangan serta teks perjanjian itu sendiri di akhir  2018,” ujar Enggar.

(Baca : Jadi Tuan Rumah Perundingan RCEP, Indonesia Fokus Penguatan Ekspor)

Sementara itu, Direktur Jenderal Perundingan Internasional yang juga menjabat sebagai  Ketua Tim Perunding RCEP (TNC) Iman Pambagyo menuturkan RCEP diharapkan mampu memberi banyak manfaat bagi Indonesia. Melalui RCEP, industri dan perekonomian Indonesia akan terhubung dengan lebih baik ke dalam rantai pasokan di kawasan sehingga akan terjadi peningkatan daya saing.

RCEP juga akan mendorong peningkatan akses pasar bagi UMKM. “RCEP mengatur fasilitasi perdagangan yang dapat mengakomodir UKM dalam mendapatkan bahan baku untuk usahanya dan dapat pula memasarkannya ke 15 negara lain,” kata Iman.

Selain pertemuan RCEP, Enggar berkesempatan melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Hiroshige Seko dan Wakil Menteri Perdagangan Tiongkok Wang Shouwen. Dia juga melakukan pembicaraan dengan petinggi dari manajemen Toyota dan Daihatsu Group.

Halaman: